Dark/Light Mode

Bidan Punya Peran Strategis Edukasi Calon Ibu Turunkan Angka Stunting

Kamis, 9 Desember 2021 12:40 WIB
Webinar Pentingnya Kesehatan dan Literasi Gizi di Era Pandemi Covid, Demi Mencapai Bonus Demografi yang diselenggarakan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI). (Foto: Istimewa)
Webinar Pentingnya Kesehatan dan Literasi Gizi di Era Pandemi Covid, Demi Mencapai Bonus Demografi yang diselenggarakan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain membantu persalinan dan menekan angka kematian ibu dan bayi, bidan juga diharapkan berperan penting menurunkan angka stunting. Pasal 46 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan menjelaskan, tugas bidan meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, reproduksi perempuan, dan keluarga berencana.

Anak yang dinyatakan sehat dalam proses tumbuh kembang pada awal kehidupannya, adalah anak yang tidak mengalami stunting. Pada ranah inilah peran bidan menjadi lebih luas. Karena ia adalah figur fasilitator bagi keluarga untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting sejak dini. Sebagai bagian integral dari tenaga kesehatan, bidan memang memiliki peran yang strategis dalam mempercepat penurunan angka stunting demi mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.

Hal itu menjadi pokok pembahasan dalam webinar bertajuk "Pentingnya Kesehatan dan Literasi Gizi di Era Pandemi Covid, Demi Mencapai Bonus Demografi" yang diselenggarakan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Baca juga : PUPR Siapkan Program Perumahan Untuk Pengentasan Stunting

Ketua IBI Banten Yani Purwasih, SKM mengatakan, bidan merupakan garda terdepan masyarakat dalam mendapatkan edukasi gizi untuk keluarga. “Literasi gizi bukan hanya pengetahuan keterampilan membaca, menulis, berbicara. Tetapi kita membaca kemampuan apa yang terjadi di sekitarnya. Jadi, harapan saya bidan menjadi garda terdepan dalam mengawal Kesehatan ibu dan anak,” ujar Yani, seperti keterangan yang diterima redaksi, Kamis (9/12).

Sementara itu, Dokter Anak dan Konsultan Nutrisi Metabolik Novitria Dwinanda menerangkan, kasus stunting bisa ditangani sejak dini bila orang tua memperhatikan nutrisi anak dan melakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak. Dia menegaskan, nutrisi terbaik adalah ASI. Setelah 6 bulan anak boleh diberi MPASI.

"Dan penting diingat, susu kental manis bukan susu pertumbuhan. Jadi, kental manis tidak bisa diberikan karena gulanya tinggi sedangkan proteinnya kecil,” jelas Novitria.

Baca juga : Waspadai Penurunan Kinerja Sumur Migas

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat meyakini, kehadiran bidan pada posyandu balita merupakan hal yang sangat krusial. Di antaranya untuk memberikan dukungan kepada para ibu agar memperhatikan detail perkembangan anak, mulai dari pembiasaan perilaku bersih dan sehat, hingga penyusunan menu makan dengan kaidah gizi seimbang.

Pengetahuan yang diberikan bidan sebagai yang terdekat dengan masyarakat, akan berdampak baik terhadap peningkatan motivasi para ibu untuk memberikan nutrisi, pengasuhan, dan gaya hidup bersih secara optimal. “Edukasi dasar terutama tentang asupan gizi anak dan keluarga, apa yang baik dikonsumsi dan yang sebaiknya tidak dikonsumsi anak," tuturnya,

Arif juga berharap, bidan dapat berperan serta membantu mengubah kebiasaan konsumsi kental manis pada anak. "Dengan lebih banyaknya pihak yang ikut terlibat membantu edukasi gizi ini, diharapkan target penurunan angka stunting menjadi 14 persen dapat diwujudkan,” pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.