Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - LSM Ecoton dengan 30 anggota Polisi Air dari SMPN 1 Wonosalam, Jombang, Jawa Timur melakukan brand audit sampah plastik di Anak Sungai Brantas, akhir Januari lalu. Hasilnya, ditemukan plastik sachet mendominasi sampah yang ditemukan.
Salah satu Anak Sungai Brantas itu adalah Sungai Gogor, di Wonosalam. Di sana LSM lingkungan dan lembaga penelitian lingkungan hidup independen itu membuat daftar sampah plastik dari merk atau brand tertentu.
Hasilnya, ditemukan 200 lembar sachet diikuti sampah plastik kresek yang dibuang ke sungai ini. Aktivis Ecoton Arum Wismaningsih menyebut ada lima brand terbanyak dari sampah itu. Yaitu W, M, Ul, Aj, dan Uc.
Dia menjelaskan, brand audit merupakan salah satu kegiatan untuk mengetahui jenis-jenis sampah packaging atau bungkus makanan dan personal care, yang paling banyak dikonsumsi atau digunakan masyarakat sekitar sungai. “Sampah dikumpulkan dari semak tepi sungai atau yang menyangkut di batuan sungai, kemudian dicari nama perusahaannya atau merk dari produknya,” jelas Arum, dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (11/3).
Baca juga : Dilaporkan Ke Dewas, Hymne Dan Mars KPK Diyakini Tak Melanggar Aturan
Arum menjelaskan, pada lima tahun terakhir, sudah mulai banyak ditemukan sampah di sungai-sungai di Wonosalam yang dibuang masyarakat. Terutama di bawah jembatan, yang menjadi salah satu lokasi yang paling banyak ditemukan timbunan sampah.
“Sampah sachet merupakan kategori sampah residu yang susah terurai di alam. Sehingga seharusnya disediakan tempat pengolahan sampah supaya masyarakat tidak membuang sampahnya di sungai,” harapnya.
Peneliti senior Ecoton, Amirudin Mutaqien, mengatakan brand audit yang dilakukan bersama anggota polisi Air SMPN I Wonosaman ini merupakan bagian dari Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) yang digagas Ecoton terhadap 68 sungai di Indonesia. "Ekspedisi ini akan mendeteksi kesehatan sungai dan mendokumentasikan kondisi 68 sungai di Indonesia, dimulai dari Wonosalam kawasan hulu Brantas, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusatenggara dan Bali,” tuturnya.
Ekspedisi diperkirakan memakan waktu 10 hingga 12 bulan. Di sepanjang perjalanan, Amirudin akan berhenti di 68 kota. Mereka berkolaborasi dengan komunitas-komunitas sungai untuk melakukan kegiatan deteksi kesehatan sungai.
Baca juga : KSP: Pesan Presiden Soal Penceramah Radikal Tidak Mengada-ada
Deteksi dilakukan dengan sensus serangga air, sensus sampah plastik dan sachet, uji kualitas fisika kimia dengan mengukur parameter phospat, nitrat, COD atau Chemical Oxygen Demand, TOC atau Total Organic Carbon, dan TDS atau Total Dissolved Solid.
"Kolaborasi dengan anggota Polisi Air SMPN 1 Wonosaman ini adalah contoh kegiatan yang akan dilakukan di 68 sungai di Indonesia. Kami mengajak komunitas untuk melakukan pemantauan fisik dan kondisi sungai, yang selanjutnya akan didorong membentuk komunitas dan advokasi mendorong pemerintah memperhatikan sungai," ucapnya.
ESN juga menggelar pameran “Tolak Kopi Sachetan". Ketua Panitia Pameran yang juga Humas ESN Diki Dwi Cahya mengatakan, pameran itu berlangsung di atas Sungai Wonosalam pada 4-6 Maret 2022. Pameran bahaya plastik ini rencananya akan di gelar juga di kota-kota sepanjang aliran Sungai Brantas di Malang, Kediri, Tulungagung, dan Blitar. "Kami memamerkan foto-foto sampah sachet yang menjadi problem sampah di sungai-sungai Pulau Jawa," ujarnya.
Koordinator Zerowaste Ecoton Tonis Afriyanto mengungkapkan, setiap tahun ada 8 juta ton sampah plastik yang dihasilkan penduduk Indonesia. Pemerintah hanya mampu mengolah 3 juta ton. Sementara, yang 5 juta ton sampah tercecer di alam dan tidak terkelola. “Selain dibakar, sampah plastik yang tak terolah itu dibuang ke sungai, yang sebanyak 2,7 ton mengalir ke laut dan sebagian tersangkut di pohon-pohon tepi sungai," ungkapnya.
Baca juga : Anggota DPR Ini Beri Kesempatan Pada Anak Muda Berkreasi
Manajer Riset dan Pengembangan Program Ecoton, Daru Setyorini menerangkan, pameran ini menunjukan kepada masyarakat bahwa problem sampah plastik harus dikurangi. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. “Hal itu karena sampah sachet sulit didaur ulang dan memiliki dampak serius bagi lingkungan dan kesehatan karena pecahan atau serpihan plastiknya yang dapat berubah menjadi mikroplastik,” tutur Daru. [SAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya