Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Atasi Krisis Multidimensi Akibat Covid Dan Perang

Emang Anies Sanggup Emang Ganjar Sanggup

Senin, 14 Maret 2022 06:47 WIB
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. (Foto: Istimewa).
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan digadang-gadang sebagai calon presiden potensial. Elektabilitas kedua kepala daerah ini sebagai capres, kerap nongkrong di papan atas. Pertanyaannya, bila nanti dipercaya memimpin Indonesia, apakah Ganjar dan Anies sanggup mengatasi krisis multidimensi akibat pandemi Covid-19 dan ancaman perang dunia ketiga?

Tantangan yang dihadapi Indonesia sekarang dan masa mendatang, sangat berat. Di dalam negeri, Indonesia masih belum merdeka dari Covid-19. Pandemi yang sudah berlangsung selama 2 tahun ini, benar-benar memukul semua sektor, terutama sektor perekonomian. Meskipun sudah keluar dari jurang resesi, pertumbuhan ekonomi masih berjalan lambat.

Baca juga : Pengamat Sarankan Prabowo Gandeng Anies, Erick, Ganjar, Atau Emil

Belum kelar urusan Covid dan ekonomi, situasi dunia saat ini juga tidak menguntungkan. Perang antara Rusia-Ukraina memunculkan persoalan baru. Ancaman terjadinya perang dunia ketiga ada di depan mata. Akibatnya, ekonomi dunia yang sebelumnya sudah mulai siuman, kembali terpapar dampak dari perang dua negara di Eropa Timur itu.

Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia akan kembali melambat. Salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga minyak mentah. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februai lalu, harga minyak mentah bergerak liar.

Baca juga : Tempat Hiburan Malam Bandel, Langgar Aturan

Sebelum terjadinya perang, harga minyak dunia ada di kisaran 90 dolar AS per barel. Akhir pekan kemarin, harga minyak sudah menuju 150 dolar AS per barel. Harga tersebut sudah dua kali lipat dari harga yang dipatok pemerintah dalam APBN 2022, yaitu 63 dolar AS per barel. Lonjakan harga minyak ini tentu akan berdampak pada penerimaan sekaligus belanja pemerintah. Apalagi, sejumlah analis memprediksi harga minyak akan terus melangit hingga melewati 150 dolar AS per barel.

Dengan kenaikan harga minyak mentah tersebut, harga BBM non subsidi otomatis naik. Saat ini, pemerintah memang belum memutuskan untuk menaikkan BBM bersubsidi seperti Premium dan Pertalite. Namun, kondisi yang terjadi di dunia saat ini, ditambah lagi dengan kondisi keuangan negara, kenaikan BBM bersubsidi bisa saja akan naik dalam waktu dekat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.