Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Sebelumnya
Dengan adanya sinergitas antara Dinas Peternakan dan jajaran Polri di setiap wilayah, dapat dilakukan tracing dan pengecekan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut ke hewan ternak lainnya. Sehingga penyakit tersebut bisa dilokalisir dan tidak meluas dengan bantuan penjagaan dan pengawasan. “Kami siap mendukung langkah Kementan melakukan upaya lockdown sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut,” ucap Sigit.
Pihak Kepolisian juga akan ikut membantu melakukan pengecekan ketat terhadap proses perdagangan hewan ternak dengan merujuk dari hasil pemeriksaan dokter hewan dari Balai Karantina Dinas Pertanian dan Peternakan.
Baca juga : Mentan Jelaskan Kondisi PMK Hewan Ternak
Sigit juga telah menginstruksikan Satgas Pangan Polri turun ke lapangan guna memastikan ketersediaan stok pangan hewan ternak serta melakukan pengendalian harga di pasaran. Pendataan juga dilakukan guna menentukan luas penyebaran serta jumlah ternak yang berpotensi tertular penyakit PMK.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Menurutnya, semua pihak terkait telah bekerja maksimal menangani hal tersebut.
Baca juga : JK Dapat Penghargaan Tertinggi Dari Pemerintah Jepang
Lalu, seberapa bahayanya sapi yang mengidap PMK ketika dikonsumsi? Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof Mustofa Helmi menyebut, asal proses penyajiannya benar, daging tersebut aman dikonsumsi. Misalnya, menurunkan keasaman, dan memasaknya hingga benar-benar matang.
Virus ini juga dipercaya tidak menular ke manusia. "Penyakit ini disebabkan virus foot and mouth disease (FMD) dan aphthae epizootica. Ciri-cirinya, mulut sapi melepuh dan teracak kakinya sapi," terangnya.
Baca juga : Raja Salman Masuk RS, Ini Riwayat Penyakitnya
Kabar baiknya, hewan ternak yang menderita penyakit ini akan sembuh sendiri pada minggu kedua sampai ketiga. Berbeda jika yang diserang anak sapi berusia enam bulan. Tingkat kematiannya mencapai 50-60 persen.
Menurut Mustofa, ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama, membuat vaksin dari isolat lokal dan menggunakan desinfektan terhadap hewan terjangkit. Kedua, bagi hewan yang terjangkit harus dikarantina agar tidak menyebarkan virus ke hewan ternak lainnya. "Dengan begitu penyebaran bisa terkontrol," pungkasnya. [MEN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya