Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mentan Jelaskan Kondisi PMK Hewan Ternak

Selasa, 10 Mei 2022 21:56 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo didampingi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah saat mengunjungi kawasan peternakan di Gresik, Selasa (10/5)/Ist
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo didampingi Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah saat mengunjungi kawasan peternakan di Gresik, Selasa (10/5)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan menular yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi. Saat berkunjung ke Kabupaten Gresik, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berharap, PMK yang mewabah ini berada pada level ringan dengan tingkat risiko rendah, sehingga jenis PMK ini dapat ditangani secara cepat. 

“Hari ini kita harus berhadapan dengan PMK, tetapi mudah-mudahan ini adalah PMK yang levelnya ringan, yang mutasi atau tingkat penyebarannya tidak terlalu tinggi dan tingkat kematiannya pasa hewan rendah,” harap Syahrul. 

Meski penyakit ini terkonfirmasi dapat menyebar cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, namun PMK dipastikan tidak berisiko terhadap kesehatan manusia. 

Selain diperkuat oleh pernyataan Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu, Mentan juga kembali menegaskan bahwa kasus PMK ini tidak berbahaya bagi manusia. 

“Yang perlu kita pahami, penyakit PMK ini memang berbahaya bagi hewan, tetapi tidak menular atau tidak berisiko pada kesehatan manusia. Untuk itu, kita akan lakukan berbagai upaya untuk mengatasi PMK ini” ungkap Syahrul.

Baca juga : IMI Masifkan Sosialisasi Tata Cara Berkendara Berkelompok

Senada dengan Mentan, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah mengatakan, hasil laboratorium menunjukkan beberapa ternak yang terkonfirmasi positif PMK memiliki tingkat kematian yang rendah. 

“Alhamdulillah sampai hari ini kematian sangat rendah hanya 1,1 persen dari jumlah ternak yang terinfeksi virus PMK ini” bebernya. 

Nasrullah menambahkan, berbagai langkah penanggulan PMK yang dilakukan pemerintah telah memberi hasil positif di lapangan, bahkan tingkat kesembuhan hewan ternak yang terinfeksi menunjukan kemajuan yang cukup signifikan 

Pihaknya juga melihat ada kemajuan yang berarti, dengan pemberian obat sejak kasus pertama di 28 April hingga hari ini sudah banyak hewan ternak yang menuju ke sehat.

“Ini belum menggunakan vaksin, baru obat-obat yang kita berikan sesuai rekomendasi kesehatan hewan. Dan kami melihat sendiri di satu kandang di sini sudah ada beberapa hewan yang mulai makan, berdiri dan menuju ke sehat” jelasnya. 

Baca juga : Peradi SAI Serukan Munas Penyatuan Kepengurusan Advokat

Melalui pendataan dan pemantauan di lapangan, Nasrullah menyebut bahwa jumlah hewan ternak yang terkonfirmasi sakit PMK sebanyak 200 ekor, mati 4 ekor dan sembuh 12 ekor. 

Meski perlu diperkuat dengan hasil laboratorium lanjutan, sia menyebut angka ini menunjukan tingkat keganasan virus PMK berada pada level yang rendah. 

Jadi, ini bisa menjadi harapan, mudah-mudahan hari ini kita mendapatkan serotype dari virus PMK.

“Mudah-mudahan bukan tipe yang ganas. Tapi dengan gejala klinis dan lapangan hari ini, kita melihat PMK ini bisa sembuh dan ini terbukti di lapangan” tegasnya. 

Terkait pengaturan serta pengawasan lalu lintas hewan ternak dan penetapan gugus tugas penanganan PMK secara nasional, Nasrullah menyebut Kementan telah menetapkan sejumlah kebijakan melalui surat penetapan maupun surat edaran Menteri Pertanian. 

Baca juga : Mendagri Izinkan ASN Kemendagri Dan BNPP Laksanakan WFH

Pengawasan dan pengaturan lalu lintas hewan ternak juga dilakukan di masing masing daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten. 

Dia berharap, upaya yang dilakukan ini dapat mencegah kepanikan masyarakat serta memperkecil kesempatan bagi pihak yang ingin berspekulasi.  

“Untuk pemotongan tetap dilakukan di pemotongan hewan dan dilakukan secara ketat. Sudan ada surat edaran Menteri Pertanian terkait penanganan pemotongan hewan yang berada di rumah potong hewan” tutupnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.