Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Meski tak nampak oleh mata, ternyata PKS, NasDem, dan Demokrat semakin intens dan semakin lengket melakukan komunikasi politik. Namun, mereka belum mau mendeklarasikan secara resmi koalisi ini, karena proses "jadiannya" masih belum tuntas.
NasDem, PKS, dan Demokrat sudah melakukan penjajakan koalisi sejak bulan lalu. Ketiga bos parpol itu sudah bertemu. Diawali dengan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyambangi markas NasDem. Lalu disusul pengurus PKS yang menemui Ketum NasDem Surya Paloh.
Hasil pertemuan para bos parpol itu, rupanya cukup berarti. Setidaknya tidak ada hambatan saat berkomunikasi. Sudah menemukan chemistry-nya. Ketiga parpol ini mengungkapkan kemungkinan untuk berkoalisi.
PKS bahkan berkali-kali mengaku sangat dekat dengan NasDem dan Demokrat dibanding parpol lain. Jubir PKS Muhammad Kholid mengakui, komunikasi antara PKS dan Nasdem-Demokrat kini lebih maju.
Hanya saja, Kholid menekankan, PKS belum membuat keputusan mengenai koalisi untuk Pemilu 2024. "Saat ini belum ada kata close, dan masih membuka dengan partai lainnya," kata Kholid, di Markas PKS, Jakarta, kemarin.
Jadi kapan akan mendeklarasikan koalisi ini? Kata dia, soal koalisi hanya bisa dijawab Majelis Syuro PKS. Meski begitu, kata dia, mayoritas kader PKS mendukung Anies Baswedan sebagai capres. Namun, keputusan soal nama capres ada di tangan Majelis Syuro dan koalisi. "Ibarat mencari jodoh, ini sedang di fase ta'aruf, atau penjajakan," ujar Kholid.
Baca juga : Demokrat Kebelet Kawin
Senada disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Kata dia, saat ini partainya sedang memantau nama capres terbaik. Menurut dia, makin banyak calon makin baik. Soal koalisi, Mardani menyebut masih terus menjalin komunikasi dengan berbagai partai politik.
“Sekarang masih cair dan masih terus komunikasi, tidak hanya dengan teman-teman NasDem dan Demokrat, tapi dengan teman-teman PKB juga jalan, dengan Golkar juga jalan,” kata Mardani, kemarin.
Mardani berharap, komunikasi berjalan lancar, sehingga di akhir tahun ini sudah terbentuk koalisi beserta dengan capres-cawapresnya.
Bagaimana tanggapan NasDem? Ketua DPP NasDem Willy Aditya tak menepis soal kedekatan partainya dengan PKS dan Demokrat. Namun, kata dia, partainya juga mesra dengan parpol lain.
"Dengan semua partai, NasDem terbuka dan dekat. Dengan PKS dan Demokrat komunikasi, iya, tapi dengan yang lain enggak kalah mesra, semua happy lah," kata Willy, di Gedung DPR, Senayan, kemarin.
Soal koalisi, lanjut dia, saat ini partainya masih melakukan penjajakan. Belum terdapat kesepakatan dengan parpol tertentu. Begitu juga dengan nama capres cawapres yang akan diusung.
Baca juga : Demokrat Maunya AHY Jadi Pendamping Anies
"Kita lihat saja nanti, kan, Pak Surya yang tentukan hari baik, bulan baiknya," ujarnya.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan juga menyampaikan hal serupa. Kata dia, tentu masih harus ada pertemuan lagi untuk sampai pada tahap jadian.
Hinca mengatakan, saat ini Demokrat masih terus terbuka dan berkomunikasi dengan semua parpol. Menurutnya, masih ada waktu yang panjang untuk menentukan koalisi Demokrat.
"Kami berusaha terus, melakukan komunikasi itu, nggak satu dua kali, terus-menerus. Sabar saja, biarkan saja jalan, nggak apa-apa masih panjang," ucap Hinca.
Hinca melihat komunikasi yang dilakukan Demokrat dengan parpol lain untuk menyamakan visi dan misi antar-parpol. Menurutnya, adanya ketentuan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen membuat semua parpol melakukan komunikasi untuk berkoalisi.
Lalu apa kata pengamat? Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, pilihan koalisi antar partai semakin terbatas lantaran sudah munculnya beberapa koalisi. Menurut dia, NasDem, PKS, dan Demokrat sangat mungkin berkoalisi. Namun, untuk sampai ke sana perjalanannya masih panjang.
Baca juga : NasDem-Demokrat-PKS Menyamakan Frekuensi
“Pendekatan NasDem, PKS dan Demokrat masih dinamis, masih panjang," kata Ujang, kemarin.
Secara umum, kata dia, kedekatan ketiga parpol ini akan mengarah di mana kedua partai ini mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres. Bukan ke Ganjar Pranowo, juga bukan pula ke Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Untuk sampai pada tahap jadian koalisi, lanjut dia, ketiga parpol masih harus mengintensifkan pertemuan. "Tujuannya untuk mencari titik temu," katanya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.