Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Yess, Jerman Bersedia Dongkrak Kemampuan Teknis Sepak Bola Indonesia
- Makin DIminati, BNI Agresif Garap Bisnis Wealth Management
- Bicara Di Rakornas Kepala BPSDM Se-Indonesia, Ini Pesan Waka BPIP
- Kejar Target 14 Persen Di 2024, KSP Minta Koordinasi Sampai Ke Tingkat Bawah
- Leg Kedua Lawan PSM, Serdadu Tridatu Siapkan Tos-tosan
Kolaborasi BNPT Dengan Pesantren Dinilai Tepat Cegah Radikalisme
Jumat, 28 Oktober 2022 20:25 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus menguatkan kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat sipil. Salah satunya BNPT berkolaborasi dengan Ikatan Pesantren Indonesia (IPI).
BNPT dan IPI menyelenggarakan Seminar Nasional Kebangsaan bertema Moderasi Beragama: Deradikalisme sebagai Antitesis Radikalisme dan Terorisme (20/10) di Hotel Golden Tulip Pontianak, Kalimantan Barat.
Selain IPI, sebelumnya BNPT dan Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri menyelenggarakkan Halaqoh Kebangsaan dan Rakerwil Ittihadul Mutakhorrijin Al-Falah Ploso 16-17 Oktober 2022 di Bandungan.
Kemudian pada Hari Santri Nasional (HSN), BNPT bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Tebuireng, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Baca juga : Basarah: Deklarasi Bandung Dukung Peran Perempuan Di Arena Politik
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menegaskan peran santri dapat menjadi pilar utama pencegahan virus radikalisme dan terorisme.
"Santri, ulama, dan pesantren telah memberikan sumbangsih besar tidak hanya mengisi kemerdekaan, tapi juga dalam perebutan kemerdekaan bangsa," jelas Boy.
Penguatan kerja sama dan kolaborasi BNPT dengan kalangan pesantren dinilai tepat. Hal itu disampaikan oleh Koordinator Nasional Jaringan Mubalig Muda Indonesia (JAMMI), Irfaan Sanoesi.
Menurut Irfaan, Kepala BNPT telah melakukan upaya tepat dengan menggandeng IPI dan pesantren-pesantren di wilayah Indonesia.
Baca juga : Kepala BNPT: Santri, Ulama dan Pesantren Telah Berikan Sumbangsih Besar Bagi Negara
"Yang dibutuhkan hari ini adalah menumbuh-suburkan ajaran Islam yang ramah sekaligus meneguhkan posisi Islam dan negara sebagai way of life. Dan agen atau aktor penyebar yang paling tepat ideologi itu adalah masyarakat pesantren," terangnya.
Irfaan menjelaskan, bahwa sivitas pondok pesantren, baik ulama, santri, maupun alumninya bisa menjadi aktor deradikalisasi dan duta penyebar pesan Islam rahmatan lil 'alamin.
"Dari dahulu hingga sekarang, pesantren konsisten menjadi kawah candradimuka Islam rahmatan lil alamin bagi bangsa Indonesia. Hal itu dibuktikan oleh ulama, santri dan alumni yang banyak berkhidmat menjaga ajaran-ajaran moderat di tengah masyarakat," jelasnya.
Apalagi, menurut Irfaan, menjelang tahun politik tingkat aksi terorisme cenderung naik. Tentu aksi terorisme tersebut dapat mengancam kondusivitas dan kohesi sosial.
Baca juga : PBNU Dukung Jokowi Jadi Bapak Santri Indonesia
"Pemerintah memberikan warning bahwa tiap gelaran pemilu tingkat aksi terorisme akan meningkat. Hal ini harus diantisipasi bersama demi menjaga keamanan nasional," sambungnya.
JAMMI menyinggung aksi seorang perempuan pembawa pistol yang nekat menerobos gerbang Istana Negara.
"Perempuan pembawa pistol yang nekat menerobos gerbang Istana Negara seolah harus menjadi wake-up call bagi kita. Bahwa aksi terorisme dapat mengancam kapan dan dimana saja," katanya.
"Setiap elemen anak bangsa punya tugas dan tanggungjawab menjaga tanah air. Penguatan pencegahan di hulu harus terus dilakukan. Para santri punya modal besar di wilayah ini sebagai the agent of peace. Duta damai. Penyebar narasi Islam moderat. Islam yang rahmatan lil alamin," pungkasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya