Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tidak Ada Hubungannya, Bencana Dengan Sistem Khilafah

Jumat, 2 Desember 2022 14:52 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri, KH Abdullah Kafabihi Mahrus (Foto: Istimewa)
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri, KH Abdullah Kafabihi Mahrus (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia masih berduka akibat gempa bumi Cianjur, yang menelan 329 jiwa, ribuan orang mengalami luka, dan puluhan ribu rumah rusak. Di tengah duka ini, ada kelompok yang mempolitisasi bahwa bencana sebagai balasan terhadap negeri yang tidak menerapkan khilafah.

Menanggapi narasi tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri, KH Abdullah Kafabihi Mahrus mengatakan, narasi itu menyesatkan. Dia menerangkan, bencana yang melanda itu tidak ada hubungannya dengan khilafah.

"Sekarang di zaman akhir itu banyak sekali musibah atau bencana karena dunia sudah tua. Tentunya kita akan menghadapi itu semua dan itu bukan hanya di Indonesia. Di negara Islam manapun semua itu bisa terjadi. Contohnya Sekarang Saudi Arabia saja bisa kena banjir dan lain-lain. Jadi tidak ada hubungannya bencana dengan khilafah itu,” ujar KH Abdullah Kafabihi Mahrus, dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (2/12).

Baca juga : RI Siapkan Kerja Sama Mitigasi Bencana Dengan Jepang

Kiai Kafabihi Mahrus Lirboyo ini juga membantah narasi yang menggambarkan bahwa ajaran Islam banyak mengandung hukuman yang menakutkan. Dia menjelaskan, dalam Al-Qur'an Surat Al Baqarah ayat 256 dijelaskan, dalam menganut agama itu tidak ada paksaan.

“Jadi Islam itu tidak boleh dipaksakan. ‘Laa ikraha fii diini’. Tidak ada paksaan untuk menganut agama. Artinya kalau kita melakukan dakwah dengan kekerasan atau mengajar dengan kekerasan justru menyalahi pada agama itu sendiri. Karena agama itu adalah kesadaran bukan dengan paksaan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kelompok-kelompok radikal ini sangat lihai dalam menarasikan hal-hal untuk mencapai tujuannya. Sehingga masyarakat awam mudah tertarik dan tergiur untuk ikut mengamini narasi-narawsi tersebut. Untuk itu, dirinya meminta masyarakat mewaspadai narasi-narai yang disampaikan kelompok radikal. 

Baca juga : Andika Pantau Keamanan Prajurit Lewat Sistem Digitalisasi

“Umat harus waspada dengan kelompok tersebut. Mereka menyampaikan agama seolah olah menarik. Bagi orang-orang yang awam yang tidak mengerti, ya tentunya gampang kepincut, ketarik atau tergiur dan malah jadi membenarkan. Padahal tidak seperti itu kalau belajar agamanya benar dan dari guru yang benar,” tuturnya,

Kiai Kafabihi menyampaikan, tidak perlu bangsa Indonesia menerapkan khilafah. Sebab, bangsa Indonesia sudah Islami yang diwujudkan dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat konsensus nasional itu adalah warisan tokoh-tokoh negara terdahulu yang sebagian besar beragama Islam.

“Ini adalah warisan yang sangat berharga. Hal ini dibuktikan dengan sampai sekian tahun bangsa kita ini aman, damai, rukun antar sesama umat dan tidak ada masalah. Pancasila, UUD 1945 itu adalah merupakan solusi yang terbaik," terangnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.