Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pasien Kanker Paling Rentan Kena Covid-19, Begini Cara Melindunginya

Kamis, 15 Desember 2022 21:20 WIB
Diskusi melindungi pasien kanker dari Covid-19 yang digelar Cancer Information and Support Center (CISC). (Foto: CISC)
Diskusi melindungi pasien kanker dari Covid-19 yang digelar Cancer Information and Support Center (CISC). (Foto: CISC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berdasarkan data Globocan, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 dan total kematian sebesar 234.511 kasus. Maka dari itu, sebagai kelompok rentan, pasien kanker memiliki risiko terjangkit Covid-19 lebih tinggi karena sistem kekebalan mereka yang terganggu.

Kekebalan tubuh pasien kanker lemah sehingga tubuh mereka kurang mampu melawan penyakit dan infeksi, termasuk Covid-19. Pasien kanker memiliki risiko lebih tinggi mengalami keparahan, perawatan di rumah sakit, dan kematian akibat Covid-19. Salah satu penyebabnya adalah kondisi respons imun pasien yang belum cukup memadai untuk memberikan proteksi terhadap penyakit/infeksi. Kondisi tersebut dapat berasal dari kanker maupun efek samping dari terapi kanker.

Imunisasi yang efektif harus menginduksi stimulasi jangka panjang baik sistem imun humoral maupun seluler yang dimediasi sistem adaptif dengan memproduksi sel efektor untuk infeksi saat ini maupun sel memori untuk infeksi di masa depan oleh agen patogen. Ada berbagai jenis vaksin yang sedang digunakan atau sedang dikembangkan untuk pencegahan penyakit menular. Dalam kondisi ideal, vaksin seharusnya mampu memicu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Namun, setiap jenis vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi stimulasi sistem kekebalan tubuh sehingga membatasi kegunaan jenis vaksin tersebut. 

Baca juga : Lokasi SIM Keliling Tangsel 9 Desember, Cek Disini Lokasinya

Berdasarkan penelitian Recovery yang dirilis Linardou et.al, terjadi perbedaan respons tubuh terhadap vaksin yang diberikan ke dua kelompok, yakni kelompok pasien kanker dan kelompok orang sehat (controls), dengan respons imun para pasien kanker lebih rendah terhadap vaksin tersebut. dr. Jeffry Beta Tenggara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik menyebutkan, melihat fakta tersebut, terdapat kelompok pasien kanker yang berisiko belum mendapatkan perlindungan yang sama optimalnya dengan masyarakat sehat, bahkan setelah pemberian vaksin.

“Maka, pada kelompok pasien tersebut, imunisasi pasif berupa antibodi monoklonal dapat menjadi opsi sebagai extra protection,” ucapnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (15/12).

Untuk terlindungi dari Covid-19, selain menggunakan vaksin yang secara aktif dapat merangsang sistem imun untuk pembentukan antibodi, pada populasi tertentu, khususnya pasien kanker, terdapat terapi imunisasi pasif seperti antibodi monoklonal yang mungkin dapat menjadi salah satu opsi bagi pasien tersebut untuk mendapatkan proteksi tambahan terhadap Covid-19

Baca juga : Lokasi SIM Keliling Tangsel 8 Desember, Cek Disini Lokasinya

Antibodi monoklonal menargetkan Spike Protein Virus Covid-19 sebagai pencegahan (Preexposure Prohylaxis/PrEP) terhadap infeksi SARS-CoV-2. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, antibodi monoklonal dapat mencegah terjadinya infeksi Covid-19 pada kelompok rentan, salah satunya adalah pasien kanker. Di sisi lain, antibodi monoklonal dapat memberikan perlindungan jangka panjang hingga 6 bulan dan efektif melawan virus SARSCov-2 yang telah bermutasi.

Efektivitas vaksin Covid-19 berkurang pada individu dengan gangguan fungsi sistem imun. Sebagai solusi, individu dengan gangguan sistem imun memerlukan opsi tambahan untuk mendapatkan perlindungan yang lebih optimal terhadap infeksi Covid-19.

Pendiri dan Ketua Cancer Information and Support Center (CISC) Aryanthi Baramuli Putri, menyampaikan, selain vaksin dan antibodi monoklonal, pasien kanker juga diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker. “Apabila dibutuhkan, CISC juga senantiasa hadir untuk memberikan dukungan dan menyediakan informasi terkait pasien kanker dalam melindungi diri dari Covid-19,” ucapnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.