RM.id  Rakyat Merdeka - Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo kembali menunjukkan sikap emosionalnya. Sambo ngaku malu dan mewek saat disinggung soal kariernya yang mentereng, tapi berakhir dengan kasus pembunuhan.

Drama itu terjadi saat Sambo menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Tepatnya, ketika Sambo menjawab pertanyaan hakim soal kesaksian dari Sesro Provos Divpropam Polri Kombes Sugeng Putut Wicaksono yang menyebut, kejadian pelecehan di Magelang hanya ilusi.

Berita Terkait : Sambo Minta Doa

“Ini salah saya Yang Mulia. Jadi saya nggak mungkin lah berbohong kejadian Magelang itu. Sekali lagi mohon maaf, Yang Mulia. Saya harus pertaruhkan pangkat dan jabatan saya hanya untuk kebohongan kejadian terhadap istri saya, Yang Mulia, dan tidak akan mungkin saya lakukan,” tutur Sambo, terbata-bata.

Kemudian, Sambo terdiam, menunduk, lalu memejamkan mata. Sambo menahan tangis, sampai ditegur hakim. “Lihat ke sini. Ke sini aja lihat,” pinta Hakim Anggota Morgan Simanjuntak. “Iya, Yang Mulia,” jawab Sambo. “Kamu ini gimana? Mau nangis, atau gimana?” tanya Morgan. “Tidak, Yang Mulia,” sahut Sambo. “Tidak ya. Masih bisa menjawab pertanyaan Pak Hakim ya,” tanya Morgan, lagi. “Masih bisa, Yang Mulia,” kata Sambo, memastikan.

Berita Terkait : Ajaib, Balita Selamat Usai Ditelan Kuda Nil

Momen Sambo mewek kembali terulang, saat penasihat hukumnya, Rasamala Aritonang bertanya tentang karier kliennya di kepolisian. “Berapa lama saudara berkarier di kepolisian?” tanya Rasamala. “28 tahun,” jawab Sambo. “Berapa tahun?” tanya Rasamala, mempertegas. “28 tahun,” jawab Sambo lagi.

Rasamala kembali bertanya. “Bisa sedikit saudara jelaskan bagaimana perjalanan karier saudara selama 28 tahun. Singkat saja, terutama di bagian penting perjlanan karier saudara?” tanyanya.
 Selanjutnya