Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pengamat: Situasi Global Makin Pelik, Pemimpin Kita Harus Kuat
Jumat, 24 Februari 2023 18:43 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Situasi politik dan ekonomi global, makin sulit diprediksi. Perang Rusia-Ukraina yang genap setahun pada hari ini, Jumat (24/2), belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Yang ada, dunia dibikin merinding oleh ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengencangkan triad nuklirnya di darat, laut, dan udara.
Apalagi, Putin juga mengatakan, rudal balistik antarbenua Sarmat – senjata yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir - bisa saja diluncurkan pada tahun ini.
Baca juga : Pengamat: Moeldoko Pemimpin Perubahan Hadapi Indonesia Emas 2045
"Kami akan melanjutkan produksi massal sistem Kinzhal hipersonik berbasis udara, dan akan memulai pasokan massal rudal hipersonik Zirkon berbasis laut,” kata Putin dalam pernyataan yang dikeluarkan Kremlin, Kamis (23/2).
Suka tak suka, situasi ini memiliki implikasi yang cukup dalam, bagi Indonesia.
Pengamat Politik Muhammad Qodari mengatakan, Indonesia harus memiliki pemimpin nasional yang kuat di tengah meningkatnya kompetisi politik kekuatan dunia. Di satu kubu, Amerika Serikat (AS) dan Barat. Di kubu lain, Rusia dan China.
Baca juga : Partai Garuda Yakin, Pemerintah Bisa Segera Berantas KKB
"Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan doomsday scenario untuk menyelamatkan Indonesia, jika terjadi perang nuklir," kata Qodari kepada RM.id, Jumat (24/2).
Skenario yang dimaksud, dapat berupa contingency plan atau plan B dalam aspek kesehatan, keamanan, pangan dan ekonomi.
"Anggap saja, kita sedang mengantisipasi bencana global seperti Covid-19," cetus Direktur Eksekutif Indo Barometer itu.
Baca juga : Lestari: Bahas RUU PPRT, Pimpinan DPR Harus Transparan
Selain itu, Qodari juga meminta masyarakat Indonesia, untuk mewaspadai kepentingan dan permainan negara asing dalam konteks perang pengaruh yang mengglobal, di antara negara-negara super power.
"Jangan sampai, dinamika dan agenda domestik seperti pemilu dijadikan arena oleh negara-negara tersebut, untuk menganggu stabilitas dan kemandirian Indonesia," tegasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya