Dark/Light Mode

Boyolali Kejar Inovasi Dengan Tingkatkan Kegemaran Membaca Masyarakat

Kamis, 8 Juni 2023 13:39 WIB
Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Gedung Perpustakaan Daerah Boyolali, Remen Maos, Kamis (8/6). (Foto: Dok. Perpusnas)
Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Gedung Perpustakaan Daerah Boyolali, Remen Maos, Kamis (8/6). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabupaten Boyolali mengusung slogan “Semangat Boyolali Metal” dalam merayakan HUT ke-176, pada 5 Juni lalu. Slogan ini bermakna Melangkah Bersama, Menata Bersama Penuh Totalitas, untuk menciptakan masyarakat cerdas, unggul, dan berbudaya. Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat mengatakan, salah satu upaya mencapai cita-cita itu melalui pengukuhan Duta Baca Kabupaten dan Bunda Baca Kecamatan. 

"Pengukuhan Duta Baca dan 22 Bunda Baca Kecamatan di Boyolali adalah langkah inovatif ke arah sana. Saya titip anak-anak untuk dikenalkan dan dikembangkan minat dan kegemaran membacanya," ujar Said Hidayat, pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Gedung Perpustakaan Daerah Boyolali, Remen Maos, Kamis (8/6). 

Dia menegaskan, perkembangan literasi harus senantiasa ditingkatkan, terutama di kalangan anak-anak. Pemkab Boyolali pada 2022 berhasil menerbitkan 61 karya buku berisikan muatan lokal dan potensi desa wisata dalam program Boyolali Kaya Cerita sehingga para pelajar kaya dengan buku pengayaan pengetahuan. Tidak sekadar buku pelajaran. 

Baca juga : Forum Kapnas III Pamalu Tingkatkan Kompetensi Perusahaan Dan Masyarakat Lokal

"Ini semata-mata dilakukan agar Boyolali terus berinovatif dan berbudaya. Kegiatan Boyolali Kaya Cerita akan terus dianggarkan,” janji Said.

Dia secara khusus mendorong keberhasilan Perpustakaan Daerah Boyolali tidak puas diri atas capaian pada 2022 dengan angka kunjungan yang menembus 65 ribu orang. "Membangun Boyolali butuh kebersamaan, butuh pembenahan, butuh akurasi dan totalitas yang didasari rasa cinta," tambahnya.

Wakil Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO Ismunandar menambahkan, upaya meningkatkan literasi jangan sampai mengesampingkan bahasa ibu (daerah), terutama di tatanan keluarga yang kebiasaan ini ditumbuhkan sejak dini. Ismunandar sepakat, literasi tidak lagi soal kemampuan baca tulis, melainkan lingkup yang lebih luas.

Baca juga : Sejalan Dengan Jokowi, Ganjar Gerak Cepat Tekan Kemiskinan Di Jateng

Menurutnya, literasi adalah kemampuan menggunakan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai, ketika berhadapan dengan hoaks. "Kemampuan abad ini yang diperlukan adalah literasi dan numerasi," tambah Ismunandar. 

Sementara itu, Rektor Universitas Boyolali Nanik Sutarni mengakui, era saat ini lebih disukai para generasi muda karena praktis dan terbantu digital. Ini adalah tantangan dan tanggung jawab bersama, utamanya pendidik. "Kalau dibiarkan, lama-lama mengikis akar budaya dan Pancasila sebagai fundamental," ungkap Nanik.

Sedangkan, Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Sri Sumekar mengatakan, saat ini Perpusnas diberi target oleh Presiden untuk meningkatkan indeks literasi dan angka kegemaran membaca nasional. Salah satu upaya yang yang dilakukan Perpusnas melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). "Program TPBIS muaranya menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat lewat kegiatan yang diselenggarakan di perpustakaan," ujar Sri Sumekar.

Baca juga : Hadapi Ekstremisme Di Asia Tenggara, Indonesia Dan AS Fokus Bangun Ketahanan Masyarakat

Lewat program TPBIS, masyarakat diberi keterampilan lewat ruang belajar, melatih soft skill, sharing pengalaman, melalui kelas-kelas belajar dan penyedaiaan koleksi bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.