Dark/Light Mode

Pangdam V Brawijaya Serahkan Buku Tadulako Dan Poso Ke Panglima TNI

Rabu, 14 Juni 2023 16:22 WIB
Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf menyerahkan buku Tadulako dan  Poso kepada Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, di Bandar Udara Juanda, Selasa (13/6). (Foto: Istimewa)
Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf menyerahkan buku Tadulako dan Poso kepada Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, di Bandar Udara Juanda, Selasa (13/6). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf merasa terhormat buku yang ditulisnya, Tadulako dan Poso diterima oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

"Saya sangat terhormat bikin tulisan kami diterima Panglima TNI," kata Farid usai mengantar Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Bandar Udara Juanda, Selasa (13/6).

Pangdam mengatakan, buku Tadulako ini menceritakan tentang leluhur Sulawesi Tengah; Tadulako, dari mitos ke realitas.

"Sya sangat mencintai budaya-budaya yang ada di Indonesia. Sehingga setiap saya bertugas di suatu daerah. Saya akan mencari tahu dulu seperti apa budaya itu," kata Farid.

Baca juga : Taiwan Terbitkan Buku Pengenal Tentara China Dan Evakuasi Perang

Setiap kali melakukan kunjungan ke daerah-daerah, Pangdam selalu menanamkan dan memberikan contoh kepada anggotanya agar mencintai budaya daerah setempat. Karena budaya setempat itulah ciri dan identitas dan kekuatan Indonesia.

"Saya sampaikan ke Panglima TNI langsung sewaktu saya menyerahkan buku ini, bahwa budaya itu melambangkan kekuatan dan kelemahan sebuah bangsa dan itu saya tuangkan dalam buku Tadulako," kata Pangdam.

Saat kuliah di Inggris, Pangdam pernah mempelajari yang namanya strategic culture. Strategic culture itu menggambarkan bagaimana budaya itu dipakai oleh suatu bangsa untuk berperang dan bagaimana pula mereka mempelajari kelemahan dan kelebihan sebuah bangsa dari budayanya itu dicari kelemahan dan kekuatannya.

"Strategic Culture itu sudah dilakukan oleh Jack Snyder pada tahun 1950 dan diterapkan pada saat perang dunia ke II dan perang dingin. Makanya saya sangat stuju menanamkan kepada anggota TNI disetiap daerah agar mencintai budaya setempat. Karena budaya setempat itulah ciri identitas dan kekuatan kita," jelasnya.

Baca juga : Ganjar Serahkan Bankeu Hingga Hibah Sosial Rp 94,6 M Ke Warga Kendal

Saat itu juga Panglima Laksamana Yudo bertanya ke Pangdam Farid Makruf. "Wah diwaktu sibuk seperti ini kamu masih sempat nulis?" tanya Panglima Yudo ditirukan Farid Makruf. "Saya masih sempat menulis buku. Karena di sela-sela kesibukan saya, saya selalu mencatat apa yang saya lakukan dalam perjalanan dinas," tutur Pangdam Farid.

Panglima TNI pun menerima buku itu dengan senang hati sembari mengucapkan terima kasih. Sedangkan buku Poso, lanjut Farid menjelaskan di hadapan Panglima Yudo, buku Poso ini adalah bukti sinergitas yang tidak hanya pada live service.

"Buku ini menceritakan sinergitas antara pak Rahman Baso mantan Kapolda Sulteng dengan saya yang sewaktu itu Danrem Sulteng," tuturnya.

Menurut Pangdam, persoalan Poso itu selesai karena sinergitas. "Kedua buku itu menceritakan kisah nyata," ucapnya.

Baca juga : Pangdam V Brawijaya Ingatkan Prajuritnya Netral

Mendengar penjelasan Pangdam, Panglima Yudo pun memujinya. "Tidak banyak Jenderal yang mau menulis kayak kamu. Nanti saya akan baca dua buku ini. Terimakasih ya," tutur panglima.

Pangdam mengakui setiap Panglima Yudo melakukan kunjungan kerja ke wilayahnya yaitu Kodam V Brawijaya, banyak hal positif yang didapatkannya.

"Saya tidak memuji Panglima TNI Laksamana Yudo, tapi kenyataannya memang Panglima Yudo adalah orang baik. Auranya selalu memancarkan hal positif bagi saya," ujarnya.

Pangdam mengatakan, hal pertama yang disukainya dari Panglima Yudo itu adalah selalu memperhatikan aspirasi para bawahannya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.