Dark/Light Mode

Survei indEX: Nikmati Coattail Effect, Gerindra Salip PDIP

Rabu, 8 November 2023 19:51 WIB
Infografis elektabilitas Parpol temuan survei Index. (Foto: Ist)
Infografis elektabilitas Parpol temuan survei Index. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Persaingan ketat antara PDIP dan Gerindra terus berlangsung sengit. Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan Gerindra kini unggul dengan elektabilitas mencapai 16,7 persen, tipis di atas PDIP sebesar 16,3 persen.

Gerindra sebelumnya selalu berada pada peringkat kedua dengan elektabilitas terpaut cukup jauh. 

Korelasi antara pencapresan dengan dukungan terhadap partai pengusung memperlihatkan bekerjanya coattail effect.

Jokowi tampak membagi dukungan, sebelumnya condong kepada Ganjar, kemudian beralih meng-endorse Prabowo. Hasilnya elektabilitas Prabowo bergerak naik, diikuti pula dengan pergerakan kenaikan elektabilitas Gerindra sebagai pengusung utamanya.

“Gerindra menikmati coattail effect dari pencapresan Prabowo, hingga akhirnya berhasil menyalip PDIP dan berada pada posisi unggul,” ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta, pada Rabu (8/11).

Menurut Vivin, rivalitas antara PDIP dan Gerindra menarik untuk dicermati.

Baca juga : Survei Y-Publica: Gerindra Panen Coattail Effect, PDIP Terancam Gagal Hattrick

“Meskipun Prabowo dan Gerindra menjadi lawan politik Jokowi dan PDIP pada dua kali pemilu, tetapi keduanya pernah memiliki sejarah persekutuan yang erat dan kini sama-sama memerintah,” Vivin menjelaskan.

PDIP yang berpengalaman sebagai oposisi selama dua periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pernah sama-sama mengajukan pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2009. Megawati yang berpasangan dengan Prabowo mengalami kekalahan kedua kalinya dalam Pilpres.

Jalinan koalisi PDIP dan Gerindra pula yang menghadirkan Jokowi di pentas politik nasional, ketika walikota Solo itu diboyong untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2012 silam. Namun seiring gesekan yang muncul, kedua kekuatan politik itu kemudian mengambil jalan berseberangan.

Setelah pertarungan yang keras pada Pemilu 2014 dan 2019, Prabowo kemudian memutuskan bergabung dalam pemerintahan Jokowi periode kedua. Gerindra pun berbalik posisi, dari oposisi terhadap pemerintah kini menjadi barisan pendukung kuat pemerintahan.

Kuatnya dukungan terhadap Prabowo menaikkan suara dan perolehan kursi Gerindra di Senayan, menggeser Golkar yang biasanya menjadi runner-up.

"Kini dengan terus menguatnya Prabowo, Gerindra mengintip peluang naik ke peringkat pertama mengalahkan PDIP,” tandas Vivin.

Baca juga : Elektabilitas Gerindra Salip PDIP Di Survei Voxpol

“Hal ini menjadi tantangan serius bagi PDIP yang bertekad untuk mencetak hattrick atau menang pemilu tiga kali berturut-turut pada Pemilu 2024 mendatang,” lanjut Vivin. Ketegangan yang muncul di antara kubu Ganjar dan Prabowo dilandasi oleh dinamika tersebut.

“Sebagai sesama partai pendukung pemerintah, punya sejarah berkoalisi, bahkan berjasa mengorbitkan Jokowi di ibukota, kedua partai kini memperebutkan posisi paling unggul hingga bisa menentukan jalannya pemerintahan pasca-Jokowi,” Vivin menjelaskan.

Menguatnya Prabowo juga dibuktikan dengan mengalirnya dukungan dari partai-partai besar, yang notabene meraih elektabilitas tinggi. Golkar yang melebur ke dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) masih menempati peringkat ketiga dengan elektabilitas 8,5 persen.

Lalu ada Demokrat yang sebelumnya berada di barisan oposisi kini juga bergabung ke kubu Prabowo, memiliki elektabilitas 7,1 persen. Partai-parta pengusung Prabowo lainnya adalah PAN (2,8 persen), Gelora (1,2 persen), PBB (0,5 persen), dan Garuda (0,0 persen).

Selain PDIP, Ganjar hanya didukung oleh PPP (2,0 persen), Perindo (1,6 persen), dan Hanura (0,2 persen). “Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang semula mendukung Ganjar kini berpindah ke kubu Prabowo, elektabilitasnya mencapai 6,7 persen,” jelas Vivin.

Masuknya putera Jokowi, Kaesang Pangarep, sebagai ketua umum PSI menambah energi bagi partai yang mengunggulkan anak-anak muda. Kakaknya, walikota Solo Gibran Rakabuming Raka kini terpilih sebagai cawapres bagi Prabowo.

Baca juga : Gerindra Melejit, Ancam Gagalkan PDIP Cetak Hattrick

Bertukar tempat, PKB yang sejak awal mengusung Prabowo malah beralih mendukung Anies Baswedan, elektabilitasnya 7,5 persen. Anies juga didukung oleh partai oposisi PKS (4,5 persen) dan partai pemerintah lainnya, Nasdem (2,1 persen).

Sisanya adalah Partai Ummat (0,4 persen), lalu PKN dan Buruh yang masing-masing nihil dukungan, serta masih ada 21,9 persen yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab. “Hampir semua partai telah bergabung dalam koalisi partai-partai pengusung capres-cawapres,” pungkas Vivin.

Survei Index Research dilakukan pada 26-31 Oktober 2023 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.