Dark/Light Mode

Nuning Dukung Panglima TNI Ubah Penyebutan KKB Jadi OPM

Minggu, 14 April 2024 03:55 WIB
Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. (Foto: Ist)
Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengubah penyebutan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menjadi Organisasi Papua Merdeka (OPM). Penyebutan tersebut dinilai tepat untuk organisasi pemberontak di Papua. 

"Terkait dengan usulan Panglima TNI bahwa istilah KKB diganti OPM ada hal yang pada hakekatnya lebih cocok untuk organisasi pemberontak di Papua," ujar Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, Sabtu (13/4/2024).

Baca juga : Bamsoet Dukung Panglima TNI Tetapkan Penyebutan OPM untuk Separatis Papua

Mantan Anggota Komisi l DPR ini menegaskan, pemerintah harus berani menentukan bahwa OPM adalah separatis atau pemberontak bersenjata sehingga militer bisa melaksanakan operasi militernya.

"Istilah KKB jangan dipakai lagi karena sudah tidak cocok dengan perkembangan yang ada di mana sudah mengancam kedaulatan negara khususnya wilayah Papua," ujar Nuning, sapaan akrabnya. 

Baca juga : TNI Ubah Nama KKB Jadi OPM, Ini Tanggapan Komisi I DPR

Selain itu, pemerintah juga bisa  menggunakan istilah KST (Kelompok Separatis Teroris) atau pemberontak bersenjata. Selama masih disebut kriminal maka hanya sebatas kejahatan publik. Hal ini tentu persenjataannya juga bukan seperti untuk menghadapi kaum separatis. 

"Berikutnya terkait dengan jenis senjata dan bom yang digunakan oleh teroris masih tergolong konvensional, maka masuk kewenangan Polri," katanya. 

Baca juga : Panglima TNI Ubah Nama KKB Jadi OPM, Berantas Pakai Senjata

Tetapi jika senjata dan bom yang digunakan oleh teroris tergolong senjata pemusnah massal atau Weapon of Mass Deatruction seperti senjata nuklir, senjata biologi, senjata kimia dan senjata radiasi, maka yang menangani adalah TNI.

"Saat ini kita hadapi masalah cepat, tepat dalam bertindak, kalau kita tidak cepat lakukan serangan maka prajurit kita banyak yang gugur. Dalam hal ini yang diserang kan KST bukan OAP yang pro NKRI," ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.