Dark/Light Mode

Prof Didik: Makan Bergizi Gratis Bisa Turunkan Stunting Anak

Selasa, 30 Juli 2024 10:00 WIB
Prof Didik J Rachbini. (Foto: Ist)
Prof Didik J Rachbini. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendiri dan Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Prof Didik J Rachbini menyatakan, program makan bergizi gratis berpotensi menekan angka prevalensi stunting secara lebih agresif. Sehingga anak pada masa kini akan lebih sehat dan tumbuh menjadi generasi emas 2045 mendatang.

Didik menerangkan, ada sebanyak 80 juta penduduk anak-anak di Indonesia, kesemuanya menjadi bagian dari angkatan kerja pada 2045 mendatang. Sehingga menurutnya, perhatian pada kalangan tersebut merupakan investasi SDM bagi Indonesia yang jauh lebih penting dibandingkan investasi-investasi jenis lain. Hal itu disampaikan Didik dalam agenda agenda Economist Gathering 'The Urgency of Investing in Children during Prabowo Presidency' yang digelar INDEF di kawasan Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).

Lebih lanjut, ekonom yang juga Rektor Universitas Paramadina menyimpulkan bahwa untuk mencapai Indonesia Emas 2045 maka semestinya tidak ada anak tertinggal yang akan memicu kesenjangan antar wilayah dan warga negara. Sinergi pemerintah dengan berbagai pihak dibutuhkan untuk mencapai Indonesia Emas 2045. 

Baca juga : Psikolog Puji Makan Bergizi Prabowo: Penting Untuk Tumbuh Kembang Anak

“Dengan investasi melalui bauran kebijakan dan kolaborasi visi Indonesia Emas 2045 dapat dicapai melalui presiden yang baru," tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris Food ID yang editor buku Strategi Transformasi Bangsa karya Presiden terpilih Prabowo Subianto, Dirgayuza Setiawan menyatakan, program makan siang bergizi dijalankan untuk memenuhi amanat proklamasi untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Alumnus Oxford University (UK) yang telah mengedit beberapa buku Prabowo Subianto melanjutkan bahwa evaluasi pilot program makan bergizi gratis di Sukabumi menemukan meningkatnya kehadiran siswa di sekolah dan penguasaan terhadap bahan ajar. Program ini juga memperkuat ekonomi lokal karena bahan makanan di beli dari petani yang tinggal di daerah setempat. Diterapkannya program ini pada pemerintahan Prabowo-Gibran akan mengoptimalkan bonus demografi dan menyiapkan generasi emas 2045 dengan skill dan keterampilan yang lebih tinggi.

Baca juga : Pertamina Raih Penghargaan ESG Bidang Hubungan Dengan Pelanggan

Direktur Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI), Nina Sardjunani mengatakan, penyediaan makanan bergizi tidak hanya dipenuhi oleh zat gizi makro (protein dan karbohidrat). Menurutnya yang penting adalah kebutuhan mikronutrisi seperti vitamin dan mineral (hidden hunger). 

Selain itu, Nina juga menyebutkan, kemiskinan yang tidak terlihat juga menjadi masalah. Nina mengatakan, banyak kelompok miskin menderita karena tidak mampu membeli bahan pangan sehat karena mahal. 

Menurutnya, harga pangan sehat 66 persen lebih mahal dibandingkan makanan yang kurang bernutrisi. Hal tersebut, membuat program makan bergizi gratis sangat dibutuhkan siswa. Lebih lanjut Nina menekankan bahwa Kurang Gizi Mikro (KGM) pada anak berpotensi mengakibatkan gangguan mental, kesehatan, menurunnya partisipasi sekolah, dan kemiskinan. 

Baca juga : Sekjen BPP Hipmi: Program Makan Bergizi Gratis Tumbuhkan Agro Ekonomi Di Desa

“Hal ini tentu mempengaruhi perekonomian Indonesia kedepannya,” ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.