Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Subsidi Tarif KRL Akan Berbasis NIK, Kemenhub: Masih Wacana
Jumat, 30 Agustus 2024 07:25 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Dunia maya dihebohkan rencana perubahan skema subsidi tarif KRL Commuter Line Jabodetabek menjadi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) mulai 2025. Penerima subsidi nantinya bakal ditentukan oleh profil penggunanya, sesuai NIK.
Terkait ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini kementeriannya memang melakukan studi agar tarif subsisi di semua angkutan umum bersubsidi, termasuk KRL Commuter Line, digunakan oleh orang yang memang sepantasnya mendapat subsidi.
Diketahui, sejak 2022, tarif asli KRL berkisar Rp 10.000 sampai Rp 15.000. Setelah ada subsidi masyarakat hanya membayar sekitar Rp 3.000- Rp 4.000. Namun dengan skema tarif subsidi berbasis NIK, penumpang yang mampu diharap akan membayar tarif sesuai tarif asli, sedangkan yang kurang mampu bisa tetap menikmati tarif yang disubsidi.
Baca juga : Pemerintah Kurangi Beban Kocek Negara
Melanjutkan keterangannya, Budi menegaskan bahwa karena masih dalam studi, maka rencana perubahan skema subsidi tarif KRL Commuter Line jadi berbasis NIK belum menghasilkan keputusan resmi apa pun, alias masih wacana.
“Masih wacana. Belum (ada keputusan resmi). Kita kan sedang studi agar angkutan umum bersubsidi digunakan oleh orang yang memang pantas mendapatkannya. Bahwa nanti kalau ada (berbasiskan) NIK, ya itu masih wacana, masih studi,” ujar Budi, di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal membenarkan hal ini. Namun, sekali pun skema baru berlaku, dia menilai, penerapannya mungkin tidak akan dilakukan secara langsung, namun bertahap. “Akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum ditetapkan,” ujarnya.
Baca juga : BRI Sukses Cetak Kinerja Kinclong
Risal juga menjelaskan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian akan membuka diskusi publik dengan akademisi dan perwakilan masyarakat untuk memastikan apakah skema tarif yang akan diberlakukan tidak memberatkan pengguna jasa layanan KRL Jabodetabek secara umum. “Diskusi publik ini akan dilakukan setelah skema pentarifan selesai dibahas secara internal, dan merupakan bagian dari sosialisasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurut dia, hingga pemberitahuan lebih lanjut, masyarakat diimbau untuk dapat mengkonfirmasi berbagai informasi terkait tarif dan layanan KRL Jabodetabek kepada petugas.
Selain itu, calon penumpang dapat langsung menanyakan kepada DJKA melalui kanal media sosial Instagram (@ditjenperkeretaapian), Twitter/X (@perkeretaapian) maupun kanal resmi lainnya.
Baca juga : Cegah Mpox, Mari Kita Berperilaku Hidup Sehat
Senada, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan urusan tarif masih akan dievaluasi lebih lanjut. Semua pihak masih dalam tahapan untuk berdiskusi. “Sedang kami kaji dan koordinasikan dengan KAI sebagai operator. Pada dasarnya Kemenhub siap untuk melakukan itu, apalagi KAI sudah punya sistemnya,” ujarnya.
Di media sosial X, perbincangan wacana perubahan tarif KRL Commuter Line jadi perbincangan hangat. Akun @Royphane menilai, Pemerintah sebaiknya menunda rencana perubahan skema pemberian tarif subsidi untuk KRL Commuter Line. Pasalnya, sosialisasi terkait rencana tersebut masih kurang.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya