Dark/Light Mode

Catatan Toto Purbiyanto, Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP

Banggalah Berbatik

Rabu, 2 Oktober 2024 19:30 WIB
Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP Toto Purbiyanto.
Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP Toto Purbiyanto.

RM.id  Rakyat Merdeka - Batik kuno? Pakaian orang tua? No, tidak, salah besar! Batik sudah menjadi busana keseharian masyarakat. Saat ini, para pejabat kerap berbatik kala rapat penting. Begitu juga para pengusaha, selalu memilih batik terbaik agar tampil maksimal dalam meeting. Dunia pendidikan juga demikian. Batik kini menjadi salah satu seragam sekolah. Bahkan, tiap sekolah memiliki corak batiknya sendiri.

Tidak hanya itu, batik sering digunakan sebagai busana resmi kenegaraan, upacara adat, kegiatan formal, hingga pakaian santai sehari-hari. Bahkan anak muda mulai menyandingkan batik dengan kebebasan berekspresinya. 

 

Motif Cerminan Adat

 

Batik bukan sekadar kain bercorak indah. Melainkan suatu karya seni yang mencerminkan nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan identitas bangsa Indonesia. Di setiap helai batik, tersembunyi sejarah panjang dan nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. 

Baca juga : Aksi Pembubaran Diskusi Jangan Sampai Terjadi Lagi

Jadi, batik itu bukan hanya sekedar "benda'. Tapi maha karya. Mulai dari imajinasi, pemahaman corak budaya, kepiawaian dalam membuat pola dasar, memberi lilin, mewarnai, hingga pencelupan menjadi selembar kain batik yang menawan.

Sudah rahasia umum, setiap daerah di Indonesia memiliki motif batik yang khas, mencerminkan karakter dan budaya masyarakatnya. Batik dari Yogyakarta dan Solo terkenal dengan motif-motif klasik yang sering digunakan oleh keluarga kerajaan. Contohnya motif parang, kawung, dan lereng, yang sarat dengan makna filosofis kehidupan. 

Sementara batik dari daerah pesisir utara Pulau Jawa seperti Pekalongan, Lasem, dan Cirebon menampilkan corak yang lebih bebas dan cerah. Lantaran dipengaruhi oleh interaksi masyarakat pesisir dengan budaya asing seperti Tionghoa, Arab, dan Belanda. 

Corak batik menggambarkan keberagaman, tapi mampu menyatukan perbedaan suku, agama, dan budaya. Bahkan sempurna sebagai simbol persatuan bangsa. Keberagaman motif batik ini mencerminkan betapa kaya dan pluralnya budaya Indonesia. 

Selain soal keberagaman, batik mampu menjadi simbol persatuan karena semua lapisan masyarakat. Dari Sabang sampai Merauke, masyarakat menjadikan batik sebagai warisan yang harus dilestarikan bersama. Batik tidak lagi milik satu daerah atau kelompok tertentu, tapi milik seluruh bangsa Indonesia. Banggalah berbatik!

Pengakuan Jatidiri Bangsa

Baca juga : Terapkan Transformasi Digital, Jasa Raharja Jamin Pembayaran Klaim Lebih Cepat

 

 

Pengakuan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 2009 merupakan pencapaian yang membanggakan bagi Ibu Pertiwi. Tidak hanya menegaskan nilai budaya batik yang tinggi, juga mampu menghubungkan Indonesia dengan pergaulan internasional. 

Melalui batik, Indonesia berhasil pamer kekayaan budayanya kepada dunia, menjadikannyai bagian warisan budaya global. Pengakuan dunia akan batik ini membangun rasa kebanggaan kita akan Indonesia. 

Niscaya kita bangga kala berbusana batik di forum internasional. Paling tidak ngebatin, 'Ini saya asal Indonesia.' Ketika seseorang berbatik, dia tidak hanya memakai selembar kain, tapi juga membawa keluhuran warisan budaya.

Kebanggaan berbatik merupakan salah satu cara untuk menunjukkan kecintaan terhadap Tanah Air Beta. Dalam konteks global, kebanggaan itu penting. Bangsa yang dihormati dunia internasional adalah bangsa yang mampu menghargai dan melestarikan budayanya sendiri.

Baca juga : Airin Siapkan Program Beasiswa Santri dan Pemberdayaan Pesantren

Dengan memakai batik pula, masyarakat Indonesia memperkuat identitas nasional. Ini loh negara yang kaya tradisi, seni dan budaya. Membudayakan batik juga akan membantu para perajin batik. Membuat mereka semakin kreatif dan bersemangat memasarkan batik. Jangan ditanya, kelak akan berdampak pada peningkatan ekonomi. Jadi, mari kita berbatik ria. Saya cinta batik Indonesia. 

 

Penulis adalah Direktur Jaringan dan Pembudayaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.