Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tangani Pandemi Berkelanjutan
Ubah Perilaku Jadi Kunci Sukses Melawan Corona
Minggu, 24 Januari 2021 05:17 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menangani pandemi virus Corona yang berkelanjutan tidak bisa dilakukan hanya oleh Pemerintah. Dukungan masyarakat, khususnya dalam mengubah perilaku menjadi kunci suksesnya penanganan virus berbahaya tersebut.
Menurut Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, dibutuhkan kedewasaan dan tanggung jawab masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku. Jika tidak, pandemi akan berlanjut.
“Apabila kita semua belum mampu belajar dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, penurunan kasus hanya akan terjadi sesaat,” ujar Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Kamis (21/1), yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga : Bukan Dikucilkan, Mari Beri Semangat Penderita Covid-19
Wiku mengungkapkan, tingkat kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak secara mingguan memang mengalami kenaikan. Terutama pada masa Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Namun, kenaikan tersebut belum sebanding dengan tingkat kepatuhan rata-rata pada September dan Oktober 2020.
Untuk sekarang, kata Wiku, kepatuhan masyarakat dalam memakai masker naik menjadi 62,46 persen dari 50,27 persen, atau naik 12,19 persen. Untuk tingkat kepatuhan menjaga jarak, persentasenya naik dari 35,98 persen menjadi 53,09 persen atau naik 17,11 persen.
Baca juga : Supaya Efektif Tekan Corona Yuk, Kita Jalani Prokes Ketat
Sedangkan persentase angka kepatuhan pada awal perubahan perilaku, menembus 84,77 persen dalam memakai masker. Kemudian kepatuhan menjaga jarak mencapai 69,04 persen.
“Melihat perbandingan itu, harusnya bisa menjadi cerminan bahwa upaya dalam meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan belum signifikan hasilnya,” kata Wiku.
Dia mengatakan, data tersebut seharusnya mampu menjadi bahan refleksi diri bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan individu maupun komunitas.
Baca juga : Apa Beda Vaksin Covid-19 Pfizer, Sputnik V, Moderna, dan Oxford AstraZeneca?
Termasuk juga, menjadi bahan evaluasi program operasi yustisi yang sudah dilakukan aparat penegak hukum setempat.
“Meski efek positif dari perubahan perilaku membutuhkan waktu lama terhadap penurunan kasus, namun dapat menghasilkan perbaikan penanganan Covid-19 yang berkelanjutan, apabila dijalankan terus menerus,” tukasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya