HUT Ke-49, Basarnas Siap Tingkatkan Kualitas Layanan Pencarian Dan Pertolongan

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas), Marsekal Madya (Marsdya) TNI Henri Alfiandi menginstruksikan jajarannya, agar senantiasa menyamakan pola pikir maupun pola tindak dalam membentuk team work yang solid dalam penyelenggaraan SAR.

Hal itu disampaikan dalam sambutan Hari Ulang Tahun (HUT) Basarnas ke-49 bertema 'Kita Tingkatkan Kualitas Layanan Pencarian dan Pertolongan untuk Menyambut Tahun Emas Basarnas Menuju Indonesia Maju' di Jakarta, Minggu (27/2).

“Quick response akan berimplikasi pada golden hour. Semakin besar golder hour, maka keyakinan terhadap keselamatan hidup korban semakin besar. Itulah fokus utama operasi SAR, yaitu menyelamatkan jiwa atau hidup korban,” katanya dalam peringatan yang diisi peluncuran program Official Basarnas di kanal YouTube, Minggu (28/2). 

Response time yang dimaksud, terkait pergerakan tim SAR sesaat setelah menerima laporan atau melihat langsung kondisi kedaruratan sampai di lokasi kejadian.

Baca juga : Kini, Produk Pegadaian Bisa Diakses Di LinkAja

Response time Basarnas selama ini sudah cepat, sekitar 30 menit. Meliputi pergerakan yang dimulai dari persiapan personil, peralatan, dan sarana prasarana, jarak tempuh atau jarak jangkau hingga sampai lokasi kejadian.

Kecepatan response time tersebut juga didukung penuh oleh Potensi SAR, yang terdekat dengan lokasi kedaruratan, sebagai tindak awal sebelum tim SAR tiba di lokasi kejadian.

“Karena itu, komunikasi dan koordinasi dengan seluruh stakeholder bidang SAR atau Potensi SAR harus lebih intensif lagi. Mereka adalah pilar utama keberhasilan pelaksanaan operasi SAR,” imbuh Henri.

Kabasarnas yang baru dilantik 4 Februari 2021 tersebut juga memberikan arahan langsung kepada seluruh pegawai di lingkungan Basarnas.

Baca juga : KAI Daop 4 Semarang Salurkan Bantuan Rp 50 Juta Untuk Korban Banjir Pekalongan

“Persepsi kita harus sama, baik pola pikir maupun pola tindak, sehingga akan terbentuk team work yang solid dan sinergi dalam penyelenggaraan SAR," katanya.

Orang nomor satu di Korps Baju Orange tersebut juga mendorong unit kerja maupun unit pelaksana teknis, untuk meningkatkan budaya SAR di masyarakat.

Budaya SAR merupakan upaya untuk meningkatkan awareness atau kewaspadaan masyarakat khususnya mereka yang hidup di kawasan rawan kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia.

Dalam hal ini, masyarakat diharapkan memahami esensi SAR preventif, memiliki pengetahuan, dan kemampuan dasar di bidang SAR. Orientasinya, saat terjadi kondisi kedaruratan, minimal dapat menyelamatkan diri sendiri, baru membantu menyelamatkan orang yang terdampak, serta memberikan bantuan SAR kepada tim SAR.

Baca juga : KPK Gali Perizinan dan Penentuan Pemenang Proyek

“Budaya SAR sangat penting. Dengan pemahaman yang komprehensif terkait SAR di masyarakat, maka jatuhnya korban dapat kita minimalisir. Budaya SAR berkaitan erat dengan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas tradisi bangsa Indonesia,” jelasnya.

Dalam HUT kali ini, Kabasarnas menyempatkan diri menganugerahkan piagam penghargaan secara simbolis kepada Potensi SAR yang terlibat dalam operasi SAR Sriwijaya Air SJ182. [GPG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.