Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bom Katedral Makassar

MUI: Terorisme Tak Sesuai Ajaran Agama Apa Pun

Minggu, 28 Maret 2021 16:02 WIB
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas, mengutuk aksi terorisme yang terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi.

Aksi terorisme itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kekhawatiran di masyarakat. "MUI mengutuk keras peristiwa (ledakan terorisme) pagi ini yang telah membuat ketakutan di tengah-tengah masyarakat dan telah membuat jatuhnya korban jiwa," ujar Buya Anwar di Jakarta, Minggu (28/3).

Baca juga : Kutuk Bom Makassar, BPIP : Aksi Terorisme Bertentangan Dengan Peradaban Manusia

Ia mengatakan, aksi terorisme seperti itu tidak bisa diberikan toleransi. Sebab, tindakan keji itu tidak manusiawi dan melanggar nilai ajaran agama manapun.

MUI, lanjut dia, mendesak pihak keamanan seperti kepolisian lekas menindak pelaku sehingga terbongkar motif dan latar belakang pengeboman tersebut. “MUI meminta pihak aparat mencari dan menangkap pelaku dan atau otak intelektual dan pihak-pihak yang ada di balik peristiwa ini dan membongkar motif dari tindakan yang tidak terpuji tersebut," ujarnya.

Baca juga : Polda Sulsel: Korban Luka Bom Katedral Makassar Ada 14 Orang

Buya Anwar meminta, kejadian ini tidak membuat orang-orang mendekatkan motif peledakan ini dengan ajaran agama maupun suku tertentu. Sebab, bila itu yang terjadi, maka akan memperuncing keharmonisan hubungan antaragama dan suku di Indonesia yang sudah lama terjalin.

“MUI meminta supaya masalah ini jangan dikaitkan dengan agama dan atau suku tertentu di negeri ini, karena hal demikian akan membuat semakin rumit dan memperkeruh suasana, " pesannya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.