Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Covid Melonjak, Setelah Kudus Kini Bangkalan

Testing Dan Prokes Harus Digeber, Kalau Tidak, Tinggal Tunggu Giliran

Minggu, 6 Juni 2021 15:18 WIB
Ilustrasi swab test PCR (Foto: Tedy Kroen/RM)
Ilustrasi swab test PCR (Foto: Tedy Kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menyoroti lonjakan kasus Covid yang kini terjadi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Kabupaten di ujung barat Pulau Madura yang sebelumnya berstatus hijau menurut laporan Satgas Covid, kini mengalami peningkatan jumlah kasus positif.

Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Syarifah Ambami Rato Ebu bahkan terpaksa ditutup, karena 18 tenaga kesehatan dan pegawainya terpapar Corona. Bahkan, ada yang meninggal dunia.

"Jangan dianggap remeh. Pemerintah harus cepat mengantisipasi di semua wilayah. Kalau tidak, ini seperti tinggal tunggu giliran saja. Pokoknya testing harus cepat, mobilitas harus dibatasi, dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro harus dikawal," kata Pandu kepada RM.id, Minggu (6/6).

Baca juga : Kasus Covid Melonjak, Pasukan TNI Dan Polri Diterjunkan Kawal PPKM Mikro Di Pati

Pandu menilai, lonjakan kasus tersebut tak lepas dari tradisi budaya masyarakat terkait Lebaran, di samping kendornya 3T (testing, tracing, dan treatment) dan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer).

Di bulan Syawal ini, banyak masyarakat yang menggelar hajatan, silaturahmi Syawalan, serta Lebaran Ketupat di Kudus.

"Ini jelas meningkatkan risiko Covid. Apalagi, kalau ada varian baru, dan masyarakat tidak mengindahkan protokol kesehatan 3M," cetus peraih gelar PhD dari University of California Los Angeles, AS. 

Terkait kasus penularan yang begitu cepat hingga mengakibatkan layanan kesehatan megap-megap, Pandu menduga kasus tersebut ditumpangi varian baru. Karena itu, pemeriksaan genome sequencing atas seluruh kasus Covid di Kudus dan Bangkalan harus segera dilakukan.

Baca juga : Resmi Buka Kongres PSSI, Menpora: Kompetisi Berlangsung, Prokes Harus Dijalankan

"Lonjakan akan terjadi, tapi kita nggak tahu seberapa cepat. Kalau hasil genome sequencing-nya memang menunjukkan ada varian baru, sudah pasti akan tinggi sekali. Jadi, ramalan Menkes bahwa kita akan mencapai puncak kasus pada akhir Juni, bisa jadi akan mundur," jelas Pandu.

Faktanya, gelombang 2 Covid di berbagai negara banyak dipicu oleh varian baru. Di tengah situasi ini, Indonesia menghadapi tantangan yang berat karena cakupan vaksinasi dan testing yang masih rendah, serta virus yang terus bermutasi.

Virus terus bermutasi, karena kita membiarkan penularan terus terjadi. Selama penularan itu masih terus terjadi, jumlah kasus akan terus meningkat. Penyebabnya, tak melulu berbagai varian impor, tetapi juga mutasi lokal.

Pandu bilang, kalau mengacu data resmi, semua kasus akan jauh lebih tinggi. Apalagi faktanya, jumlah testing kita memang masih kurang. Selama testing kurang, pasti akan terjadi kesenjangan data.

Baca juga : Tanjungpinang Larang Warga Berkumpul Dan Gelar Resepsi Nikah

"Sekali lagi, jangan anggap remeh bahaya Covid. Lakukan PPKM dan testing dengan benar. Sosialisasikan terus protokol kesehatan 3M. Karena faktanya, masih banyak juga yang masih nggak mau pakai masker," tandasnya. [SAR] 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.