Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Haryono berharap, para aparatur negara untuk bersih dan jujur. Jangan ada lagi keterlibatan dalam berbagai kasus hukum atau korupsi.
"Nilai-nilai Pancasila harus kita amalkan dan kerjakan secara maksimal," kata Haryono saat membuka Dialog Kebangsaan 'Pancasila Sebagai Nilai Etika Dalam Pemerintahan', yang digelar secara virtual, Selasa (31/8).
Dialog juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Try Sutrisno, Deputi I BPIP Prakoso, serta Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar.
Baca juga : Bersama Tirta Arsanta, Universitas Dian Nusantara Edukasi Masyarakat Bogor
Sementara narasumber yang dihadirkan antara lain Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Safrizal, Guru Besar IPDN Sadu Wasistiono, dan Kepala Pusat Studi Pancasila UGM Agus Wahyudi. Sebagai peserta dialog, para camat se-Indonesia dan anggota Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI).
Menurut Haryono, beberapa aparatur pemerintah bermental seperti priyayi mulai muncul saat VOC menjajah Indonesia dan melakukan pemerintahan tak langsung. Saat itu, kompeni memanfaatkan para pangreh praja penguasaan Bumiputra. Para pangreh praja ini dijadikan alat untuk mengeksploitasi rakyat.
"Bukan untuk menangkap aspirasi dan memberikan orientasi kehidupan yang lebih baik," ucapnya.
Baca juga : BPIP Minta Polisi Tindak Tegas YouTuber Penista Agama
Haryono berharap acara dialog kebangsaan ini memberikan kontribusi positif kepada aparatur Pemerintah dan masyarakat umum. Agar nilai-nilai Pancasila bukan sekadar menjadi bahan webinar dan pidato. Tapi dikembangkan sebagai epistemologi atau ilmu pengetahuan yang mampu mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
"Ini penting karena saat ini Pancasila berhadapan dengan ideologi kapitalisme dan transnasionalisme," ujarnya.
Kata Haryono, Pancasila sebagai etika bukan sekadar moral. Tapi sebuah kajian keilmuan yang menuntut adanya akuntabilitas hingga pemerintahan yang baik. Menurutnya, sejak zaman Yunani sudah dikatakan negara bisa menjadi yang utama pemberadab ketika negara itu dipimpin oleh negarawan. Dan sebaliknya negara juga bisa jadi pembiadab jika dipimpin orang-orang yang tidak memiliki jiwa kenegarawanan.
Baca juga : Cinta Laura, Enggan Punya Anak
Haryono berharap ke depan MIPI mengembangkan epistemologi keilmuan yang berbasis Pancasila. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya