Dark/Light Mode

Kepala BPIP Ajak Kemenag Mempromosikan Moderasi Beragama

Selasa, 14 September 2021 15:38 WIB
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi. (Foto: ist)
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menilai Kementerian Agama (Kemenag) merupakan mitra strategis dalam melaksanakan Pembinaan Ideologi Pancasila. Ia berharap kerja sama dengan Kemenag bisa terus ditingkatkan dalam banyak hal. Antara lain  penanggulangan ekstrimisme dan mempromosikan moderasi beragama.

Hal tersebut disampaikan Yudian saat membuka webinar bertajuk "Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Guru RA, MI, MTs, MA, Guru Agama dan Dosen PTK di Lingkungan Kementerian Agama", Selasa (14/9). Ikut hadir berdiskusi,  Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP Baby Siti Salamah, dan Dirjen Pendidikan Kemenag M Ali Ramdani. 

Adapun narasumber adalah Wakil Kepala BPIP Haryono, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Kemenag M Zain, dan Direktur Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan BPIP Sahlan. Webinar kerja sama BPIP dengan Kemenag ini diikuti sekitar 1.500 peserta yang sebagian besar adalah guru di lingkungan Kemenag. 

Baca juga : Kadin-Kemenpora Teken MoU Majukan Industri Olahraga

Yudian mengatakan, ada beberapa alasan Kemenag jadi mitra strategis. Pertama, Kemenag memiliki sumber daya manusia yang besar yang terdiri atas dosen, guru, dan anak didik. Dosen dari perguruan tinggi di lingkungan Kemenag pun hebat-hebat. Sudah terbiasa menguasai empat bahasa. Selain itu, Kemenag juga  membina 90 persen sekolah swasta.

 "Jadi ini salah satu kementerian yang paling panjang kakinya serta paling  paling luas jangkauan dan pengaruhnya," tandas Yudian.

Ia mengingatkan, Pancasila mulai terpinggirkan sehingga muncul  ekstrimisme dalam beragama. "Jadi Kemenag mesti ikut menanggulangi ekstrimisme agama untuk menjaga keutuhan NKRI.  Ini karena begitu luas dan besarnya  pengaruh Kementerian Agama," tuturnya.

Baca juga : BP Jamsostek Gencarkan Edukasi Peserta Dan Ahli Waris

Yudian mengusulkan Kemenag untuk memberikan beasiswa para calon dosen ke luar negeri, bukan hanya di Timur Tengah. Menurut dia, pengalaman sekolah di Barat akan mengajarkan penerima beasiswa tentang keterbukaan wawasan karena merasakan sebagai minoritas. Lalu Yudian menyarankan mahasiswa tahun pertama di PTKI 'dipesantrenkan'. Tujuannya untuk memasyarakatkan moderasi beragama Islam. Selain itu  penyusunan Standar Kompetensi Aparatur Negara yang menangani terindikasi radikal. 

Dengan adanya perubahan ruang lingkup terutama menyikapi Perpres Nomor 7 Tahun 2001 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme, ia berharap ada pembaruan MoU dengan Kemenag.

Terakhir, eks Rektor UIN Yogyakarta ini meminta dukungan Kemenag terkait buku pelajaran Pancasila yang disusun BPIP untuk tingkat PAUD sampai perguruan tinggi. Kini, buku ajar tersebut masih dievaluasi Presiden Jokowi. Yudian berharap ketika rampung, Kemenag bisa memanfaatkan buku ajar tersebut. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.