Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Waspadai Gelombang 3 Covid-19

PBNU Ingatkan Sistem Kesehatan Nasional

Sabtu, 25 September 2021 22:05 WIB
Ketua Umum PB, Said Aqil Sirodj
Ketua Umum PB, Said Aqil Sirodj

RM.id  Rakyat Merdeka - Belajar dari berbagai permasalahan yang muncul selama pandemi Covid-19, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendorong Pemerintah untuk membenahi sistem kesehatan nasional. 

"Pandemi ini nyata dan belum usai. NU mendukung dan membersamai langkah-langkah Pemerintah dalam menangani pandemi, dari hulu hingga hilir,"ujar Ketua Umum PB, Said Aqil Sirodj pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU yang diikuti secara virtual, Sabtu (25/9).

Baca juga : PKS: Waspadai Lonjakan Kasus Covid Singapura!

Said menekankan, dari sisi hulu, penerapan protokol kesahatan tidak boleh kendor. Meski sekarang tengah landai, ada kemungkinan terjadi lonjakan gelombang ketiga seiring dengan terus bermutasinya virus Corona jenis baru penyebab Covid-19.

Masyarakat didorong untuk semakin mempertebal protokol kesehatan dan Pemerintah turut mengawasi penerapannya.

Baca juga : Hadapi Gelombang Pandemi, Disiplin Prokes Harga Mati

“Menurut keterangan epidemiolog, berdasarkan pola kurva tiga-lima bulanan, lonjakan diperkirakan terjadi di akhir 2021," kata Said dikutip Antara

Dari sisi tengah, kata Said, NU mendukung percepatan vaksinasi agar segera terbentuk kekebalan kelompok. Sementara di hilir, NU merekomendasikan agar Pemerintah memperbaiki sistem kesehatan nasional dengan meningkatkan rasio dan keandalan fasilitas kesehatan (RS dan puskesmas).

Baca juga : Satgas Covid-19 Ingatkan Pelaksanaan PON XX Patuhi Prokes

NU juga mendorong Pemerintah untuk memangkas kesenjangan distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan (dokter/dokter spesialis, perawat, dan bidan), serta memperkuat ekosistem kesehatan, mulai dari kemandirian farmasi, penambahan dokter dan tenaga kesehatan, kapasitas RS dan puskesmas, serta produksi alat kesehatan.

"Saat ini, sekitar 94 persen alat kesehatan yang beredar adalah produk impor. Dominasi alat kesehatan impor menandai rapuhnya sistem kesehatan nasional," kata dia.[MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.