Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Basarah Apresiasi Konsistensi NU Laksanakan Trilogi Ukhuwah

Sabtu, 12 Februari 2022 19:15 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah memuji peran besar dan konsistensi Nahdlatul Ulama (NU) dalam menjaga Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lewat pendekatan Islam Wasathiyyah yang melahirkan moderasi beragama. Pendekatan ini terbukti menyatukan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan).

"Saya optimis jika Trilogi Ukhuwah ini terus dilaksanakan oleh Ormas terbesar di Indonesia ini, persatuan bangsa akan terjaga dengan baik mengingat umat Islam adalah mayoritas. Jika mayoritas di sebuah negara bersikap moderat, mereka yang minoritas dengan sendirinya merasa terjaga, terayomi, juga terlindungi," jelas Ahmad Basarah saat tampil sebagai narasumber dalam talkshow bertema ‘’Bersama Merawat Indonesia’’ dalam rangka Harlah ke-96 Nahdlatul Ulama (NU), Sabtu (12/2).

Dalam talkshow yang digelar oleh DPP PDI Perjuangan dan dipandu oleh Gus Miftah itu, Ahmad Basarah menjelaskan bahwa dengan prinsip Islam Wasathiyah atau Islam Jalan Tengah, NU konsisten mendorong moderasi beragama, membangun toleransi, dan merawat kebangsaan di usianya yang ke-96 tahun. 

"Diselenggarakannya harlah NU oleh partai nasionalis PDI Perjuangan kali ini harus dilihat dari perspektif trilogi ukhuwwah itu. Pertama, ini bukti PDI perjuangan konsisten ingin menjadi rumah kebangsaan yang di dalamnya semua komponen bangsa merasa memiliki partai ini, termasuk Nahdliyin. Kedua, peringatan ini adalah penegasan bahwa NU adalah kawah candradimuka bagi kader-kader nasionalis. Ketiga, NU konsisten melaksanakan trilogi ukhuwwah," jelas Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Pelaksanaan Festival Vaksinasi Gratis Di Sultra

Pernyataan Basarah itu sejalan dengan pernyataan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang dalam acara itu menyampaikan harapannya agar kaum Nahdliyin terus menyebarkan paham ahlus sunnah wal jamaah, Islam rahmatan lil alamin, dan menjaga komitmen kebangsaan.

"Peran dan posisi kaum kaum Nahdliyin sangat penting untuk bersama-sama kaum nasionalis merawat kebangsaan kita," jelas Megawati dalam sambutan singkatnya.

Sedangkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, yang juga menyampaikan kata sambutan, mengaku tak ada kebahagiaan yang lebih tinggi ketimbang menghadiri dan menyaksikan harlah NU diperingati oleh partai terbesar di Indonesia. Dia berpendapat bahwa ekosistem NU adalah pesantren, yang didirikan untuk memperkokoh mazhab ahlus sunaah wal jamaah dan memperkokoh nasionalisme para santri.

"Integarasi Islam dan nasionalisme tidak ada kendala sebab keduanya saling menguatkan. Semangat kebangsaan terlihat dari resolusi jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy’ari serta penetapan Bung Karno sebagai pemimpin Indonesia yang sah," kata Menag.

Baca juga : MotoGP Mandalika Jalan Terus

Menag mengajak semua masyarakat mengingat kembali sejarah yang terjadi pada 13 Januari 1926, ketika 15 kyai berkumpul di rumah KH Hasbullah membahas tradisionalisme Islam Indonesia dan peran umat Islam Nusantara dalam kancah internasionalisme.

"Fakta historis itu menunjukkan NU dan kaum nasionalis selalu bersatu, jauh sebelum Indonesia merdeka. Peringatan harlah kali ini mengingatkan kita semua tentang sejarah bersatunya kaum nasionalis dan kaum agamawan," jelas Gus Yaqut.

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf juga menyatakan kebahagiaannya peringatan harlah NU diselenggarakan oleh PDI Perjuangan. Dia menilai perayaan ini lebih merupakan implementasi tema besar yang diangkat NU kali ini, yakni, Merawat Jagad Peradaban.

"Jauh sebelum kemerdekaan, NU sudah memperjuangkan kedudukan tinggi bangsa kita di antara peradaban bangsa-bangsa. Merawat jagad peradaban harus dilihat dari dua dimensi: tidak melakukan kerusakan di muka bumi sambil menyempurnakan peradaban dunia. PDI Perjuangan menjadi komponen senyawa perjuangan NU dalam merawat jagad peradaban," jelas Gus Yahya. 

Baca juga : Agresif Produksi Konten, MNC Vision Networks Rilis Serial Jack Dan Danil

Sebagai narasumber lain, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, di setiap perayaan ulang tahun PDI Perjuangan, selalu saja diangkat tema merawat pertiwi. Ini merupakan bukti juga bahwa apa yang diperjuangkan PBNU juga senafas dengan spirit perjuangan PDI Perjuangan.

"Di Muktamar ke-23 PBNU, Bung Karno pernah menyatakan kecintaannya pada NU. Biarpun merangkak, dia akan datang ke Muktamar NU saat itu. Pada pilpres 2014, Ahmad Basarah dan Capres Jokowi di pesantren babussalam Malang mendeklarasikan Hari Santri. Semua itu mencerminkan persamaan nafas perjuangan yang tak pernah padam," jelas Hasto yang didampingi Sekretaris Umum PP Baitul Muslimin Indonesia, Nasyirul Falah Amru. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.