Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Utang Indonesia Tembus 7.014 Triliun

Syarief Hasan Minta Pemerintah Lebih Hati-hati

Senin, 4 April 2022 22:08 WIB
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mengaku miris melihat posisi utang Indonesia,.yang menurut laporan Kementerian Keuangan telah mencapai Rp 7.014 triliun per Februari 2022. Kerentanan utang juga telah melewati batas yang direkomendasikan Dana Moneter Internasional (IMF).

Sementara rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB), naik menjadi 40,17 persen.

"BPK telah beberapa kali mengingatkan potensi gagal bayar utang Indonesia. Dalam Hasil Review Atas Kesinambungan Fiskal, BPK mengungkap tren penambahan utang Indonesia dan biaya bunga, yang melampaui Produk Domestik Bruto (PDB). Ini membahayakan kondisi fiskal nasional," kata Syarief dalam keterangannya, Senin (4/4).

Baca juga : Igbonefo Bangga Persib Paling Sedikit Kebobolan

Kata Syarief, berbagai kajian akademis menunjukkan, rasio debt service terhadap penerimaan mencapai 46,77 persen. Sedangkan rasio pembayaran bunga terhadap penerimaan, mencapai 19,06 persen. "Melampaui rekomendasi IMF," imbuhnya.

Di tengah kondisi ini, Syarief yang juga politisi senior Partai Demokrat  mengingatkan pemerintah, agar lebih memperhatikan kondisi keuangan negara. Serta melakukan langkah untuk menekan utang.

Syarief menegaskan, indikator kerentanan utang Indonesia berasal dari hasil kajian BPK, yang menyebutkan bahwa utang Indonesia melampaui batas rekomendasi International Monetary Fund (IMF) dan International Debt Relief (IDR).

Baca juga : Persija Tanpa 3 Pemain Inti Di Laga Pamungkas

"Pemerintah mestinya mengurangi agenda yang tidak urgent dan menyerap anggaran besar, yang menyebabkan kenaikan utang hingga mencapai Rp.7.014 triliun," kata Syarief.

Profesor di bidang Strategi Manajemen Koperasi dan UMKM juga mendorong Pemerintah untuk lebih melihat sektor  prioritas.

"Pemerintah harusnya lebih memprioritaskan penumbuhan dan penguatan ekonomi nasional, untuk mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri," tutup Syarief. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.