Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Real Count PILPRES 2024
24,50%
Anies & Muhaimin
58,82%
Prabowo & Gibran
16,68%
Ganjar & Mahfud
Waktu Update
19 Maret 2024, 13:30 WIB | 647.747 dari
823.378 TPS | Data masuk
78,67%
Lestari: Butuh Perubahan Mindset Untuk Transformasi Pengelolaan Museum
Jumat, 9 September 2022 15:17 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Transformasi digital dalam pengelolaan museum harus diawali dengan mengubah mindset para pemangku kebijakan dan masyarakat. Perubahan ini harus pula didukung komitmen pendanaan, kemampuan berinovasi dan keyakinan spritual yang kuat.
"Upaya transformasi di bidang budaya khususnya pengelolaan museum ini harus menjadi gerakan bersama. Pembangunan kebudayaan bukan hanya secara fisik semata, tetapi juga harus lewat dukungan berbagai riset kebudayaan dan pendanaan yang berkelanjutan," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam Diskusi Kerja Budaya Transformasi Digital, Reka Budaya, dan Museum Kita di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/9).
Hadir dalam diskusi itu, P Kumoro Kartopati (Senior Advisor IoT Lab PT Jasa Marga (Persero) Tbk), Hilmar Faridz (Direktur Jenderal Kebudayan, Kemendikbudristek), Idham B Setiadi (KPB CakraDaya), dan S Dian Andriyanto (Redaktur Utama Tempo. Co) sebagai narasumber.
Menurut Lestari, transformasi pengelolaan museum dengan memanfaatkan teknologi digital bisa menjadi kunci transformasi fungsi museum yang semula hanya menjadi tempat menyimpan benda budaya menjadi ruang-ruang yang mampu memberi pengalaman budaya kepada para pengunjungnya.
Baca juga : Polda Metro Sebar 50 Ton Beras Bantuan Kapolri Untuk Warga Terdampak Kenaikan BBM
Rerie, sapaan akrab Lestari menilai transformasi digital mampu mempersatukan kelompok yang mengedepankan aspek konservasi dan kelompok yang mengedepankan pemanfaatan secara ekonomi dalam pengelolaan museum.
Saat ini, ujar Rerie, transformasi digital di bidang kebudayaan sudah banyak mendapat perhatian dari masyarakat dan dikaji para akademisi lewat berbagai tulisan ilmiah.
"Sebuah situasi yang mendukung transformasi digital di bidang kebudayaan seperti pengelolaan museum," ujarnya.
Menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR dari Dapil II Jawa Tengah itu kunci untuk mengawali proses transformasi adalah mengubah mindset atau cara berpikir para pemangku kepentingan dan masyarakat.
Baca juga : Lestari: Butuh Gerak Bersama Percepat Penanggulangan Stunting
Sehingga, tambah dia, para pengelola museum dan objek-objek cagar budaya mampu memahami langkah-langkah pengembangan kebudayaan.
Rerie berpendapat di masa kini museum yang berhasil bukan hanya sebagai tempat memajang atau memamerkan benda-benda budaya, tetapi juga harus memberikan pengalaman bagi pengunjung sehingga menciptakan pendapatan bagi pengelolanya.
Apalagi, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, saat ini populasi Indonesia 60 persennya adalah generasi Z, yang sejak lahir sudah mengenal budaya digital dan mengeksplor setiap pengalaman.
Kondisi tersebut, jelas Rerie, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pemangku kepentingan dalam pengelolaan museum dan pengembangan sektor kebudayaan secara umum.
Baca juga : Penyesuaian Harga BBM Dinilai Tepat
"Harus segera dibuka ruang untuk proses belajar dalam menghadapi transformasi digital dalam pengelolaan museum, agar masyarakat dan para pemangku kepentingan mampu beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi," pungkasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya