Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menteri Bahlil: IKN Nusantara, Upaya Pemerintah Bangun Kolaborasi & Pemerataan Investasi Nasional
- KPK Tunjuk Asep Guntur Jadi Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi
- Bamsoet Dorong Pemanfaatan Potensi Nikel Indonesia
- Shell Turunkan Harga BBM Per 1 April 2023, Ini Daftarnya
- Hadapi Musim Mudik, Super Air Jet Datangkan Pesawat Airbus 320-200

RM.id Rakyat Merdeka - Jaringan lembaga yang tergabung dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) diharapkan mampu mengakomodasi beragam kalangan agar bisa ikut berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi penerus bangsa.
"Bila dimungkinkan beragam kalangan bisa juga ikut berpartisipasi dalam sejumlah program yang digagas KUPI, sehingga upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan bisa lebih luas lagi," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat menerima panitia KUPI II di ruang kerjanya di Gedung DPR/MPR, Selasa (30/8).
Berita Terkait : Perhutani Gandeng Bobobox Hadirkan Bobocabin Di Malang
Menurut Lestari, KUPI yang diinisiasi lima organisasi seperti Alimat, Rahima, Fahmina, Gusdurian, dan Aman Indonesia berpotensi mengkaji banyak hal dengan beragam cara pandang yang mengandung nilai-nilai kebangsaan.
Apalagi, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, sejumlah organisasi tersebut memiliki keanggotaan dengan beragam latar belakang seperti akademisi, pesantren dan aktivis.
Berita Terkait : Syarief Hasan: Dana Pensiun PNS Bukan Beban Negara
Rerie juga berharap keanggotaan KUPI juga mengakomodasi beragam latar belakang politik, sehingga mampu mendorong gerakan-gerakan kebangsaan lintas partai.
Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, dengan keberagaman latar belakang dan pemikiran itu diharapkan KUPI mampu merealisasikan eksistensi ulama perempuan Indonesia.
Berita Terkait : Lestari: Pembangunan Lingkungan Perlu Dukungan Aktif Generasi Muda
Penyelenggaraan Kongres Ulama Perempuan Indonesia II November 2022 mendatang dengan tema Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan, jelas Rerie, merupakan momentum untuk meneguhkan peran pemikir perempuan untuk aktif dalam proses pembangunan.
Kehadiran gerakan yang diinisiasi KUPI itu, tegas Rerie, sangat diharapkan mampu mengakselerasi upaya menanamkan sejumlah nilai-nilai terkait isu kesetaraan gender dan kebangsaan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan di masa datang. ■
Tags :
Berita Lainnya