Dark/Light Mode

Bisa Dialihkan Untuk Agenda Transformasi Struktural Ekonomi

Penyesuaian Harga BBM Dinilai Tepat

Senin, 5 September 2022 14:25 WIB
SPBU. (Foto: Ist)
SPBU. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat kebijakan ekonomi politik dari lembaga riset Laboratorium Indonesian 45 (LAB 45) Reyhan Noor mengatakan kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi dari pemerintah dinilai tepat, lantaran faktor harga minyak dunia yang relatif tinggi.

"Kebijakan untuk menaikkan harga BBM subsidi pertalite dan solar sudah tepat," ujar Reyhan, di Jakarta, Senin (5/9).

Reyhan memaparkan terdapat dua alasan utama yaitu pertama, harga minyak yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan asumsi makroekonomi di APBN 2022.

Baca juga : Jokowi: Saya Sebetulnya Ingin, Harga BBM Dalam Negeri Tetap Terjangkau

Walaupun tren harga minyak dunia saat ini cenderung menurun, harga tetap lebih tinggi dari yang sudah dianggarkan dalam belanja.

Alasan kedua, lanjutnya, adalah uang yang tidak sedikit dari subsidi BBM dapat dialihkan untuk melanjutkan agenda transformasi struktural ekonomi.

Reyhan berpendapat bahwa permasalahan utama penyaluran subsidi BBM sejak dulu adalah efektivitas yang rendah untuk membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

Baca juga : BEM RI Minta Subsidi BBM Dialihkan Untuk Kebutuhan Warga Miskin

Ia mengemukakan, dalam konteks menjaga kesejahteraan dalam kondisi seperti saat ini, uang subsidi BBM akan lebih baik bila disalurkan langsung kepada masyarakat yang masuk ke dalam kriteria membutuhkan.

Kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM, masih menurut dia, sepertinya akan memiliki efektivitas yang lebih tinggi dari subsidi BBM.

Sedangkan anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun ini yang cukup besar memiliki trade-off dari agenda transformasi struktural ekonomi.

Baca juga : Transformasi Pupuk Indonesia Demi Ketahanan Pangan Untuk Negeri

Dengan anggaran sebesar Rp 650 triliun, banyak agenda kebijakan transformasi struktural ekonomi yang dapat dilakukan.

Sebagai contoh, ujar Reyhan, nilai anggaran tersebut setidaknya setara lebih dari 1.000 kali anggaran pembangunan barang milik negara (BMN) infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2022 sebesar Rp 483 miliar.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.