Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Masuk Tahun Politik, Kebutuhan Praktisi PPGA Semakin Meningkat
Kamis, 24 November 2022 06:01 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Kebutuhan akan praktisi Public Policy and Government Affairs (PPGA) yang profesional terus tumbuh. Hal ini seiring meningkatnya tuntutan kemampuan komunikasi publik serta kecerdasan masyarakat dalam berpolitik, jelang Pemilu 2024.
“Praktisi PPGA adalah profesi yang relatif baru tumbuh di Indonesia,” kata Chairman of Indonesia Public Policy and Government Affairs (IPPGA) Arief Budiman, saat workshop bertema Be Prepare Before 2024 Election, di Hotel Santika Seminyak, Bali, Selasa (22/11).
Menurut Arief, praktisi PPGA yang mempunyai kapasitas memadai sangat dibutuhkan. Terutama dalam konteks menavigasi kepentingan korporasi dengan pemerintahan, baik itu kebijakan publik maupun politik.
Terlebih, saat ini konstelasi politik dalam negeri kian menghangat menjelang tahun Pemilu 2024. Kelompok politik secara terang-terangan atau tidak, sudah memperlihatkan kepentingan masing-masing.
Baca juga : Dukung Ekonomi Kerakyatan, ILUNI UI SKSG Gelar Seminar Internasional
“Pemilu jelas akan berdampak terhadap ekonomi maupun berbagai kebijakan publik lain,” ujar Arief.
Menurutnya, profesional PPGA harus memiliki kapasitas, kapabilitas dan jaringan kuat. Yaitu mampu membangun policy consensus hingga menjadi legislation and regulatory thought partner.
Oleh karena itu, praktisi PPGA yang mumpuni perlu mempersiapkan beberapa hal. Yakni knowledge on public policy, mengerti politik, ability di bidang corporate communication yang berkaitan erat dengan diplomasi. Serta pemahaman terkait legal dan memahami aspek bisnis.
Dalam acara itu, hadir pula Neneng Herbawati selaku Chief Executive Officer (CEO) IGICO Public Affairs Advisory, yang juga Issue Management Practitioners.
Baca juga : Perindo Kritik Kebijakan Migrasi Siaran TV Digital
Neneng menjelaskan, ilmuwan sosial di US Army College tiga dekade lalu, sudah memperkirakan tantangan yang akan dihadapi, yakni situasi yang Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity (VUCA).
“Bagaimana VUCA di Indonesia menjelang Pemilu 2024 yang merupakan tahun politik. Sementara tahun 2023 ancaman resesi global akibat geopolitik mengakibatkan terjadinya krisis pangan dan krisis energi,” katanya.
Karena itu, praktisi PPGA yang mumpuni bisa menghadapi VUCA dengan berani menerima tantangan, merespon cepat, dan paling penting selalu inovasi dan berpikir kreatif.
Dalam kesempatan yang sama, Corporate Communication Practitioners I Dewa Ayu Sugiarica menjelaskan bagaimana pengelolaan stakeholders yang ideal.
Baca juga : Penuhi Kebutuhan Perawatan Wanita, Skin.guru Hadirkan Brightening Factor Series
Terlebih, dalam menghadapi isu-isu sensitif dan berbagai kemungkinannya. Menurut Ayu, hal yang harus diprioritaskan adalah value dari perusahaan atau organisasi.
“Mungkin nanti kita akan menghadapi tahun politik. Artinya, akan banyak extraordinary event. Tentu kita harus mempertahankan value dari organisasi, karena turunannya di key message yang nanti akan kita gunakan ke target publik kita,” ujar Ayu, yang juga menjabat Kaprodi Program Studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana.
CEO BRIEFER Aditya Sani menambahkan, pihaknya menyelenggarakan workshop untuk mempertemukan para praktisi dan pelaku bisnis agar memperbanyak pertukaran ide.
“Diharapkan, dapat mempercepat perkembangan industri, baik government affairs maupun komunikasi,” katanya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya