Dark/Light Mode

Putu Rudana: Uni Eropa Mau Investasi Hijau di Indonesia

Senin, 24 Juni 2024 19:57 WIB
Wakil Ketua BKSAP DPR, Putu Supadma Rudana (kanan) bersama Director of the European Parliament in ASEAN Antoine Ripoll. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua BKSAP DPR, Putu Supadma Rudana (kanan) bersama Director of the European Parliament in ASEAN Antoine Ripoll. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Putu Supadma Rudana, kembali melakukan pertemuan dengan Director of the European Parliament in ASEAN Antoine Ripoll, di Gedung DPR, Jakarta. Dalam pertemuan itu, ada banyak isu dibahas terutama peningkatan kerja sama bidang perdagangan, ekonomi, transisi energi dan investasi hijau.

"Dalam pertemuan itu kami membahas berbagai isu, termasuk bagaimana Parlemen Uni Eropa terus meningkatkan kerja sama dengan Parlemen Indonesia untuk memperkuat first track diplomasi yang dilakukan pemerintah," kata Putu, melalui keterangannya, Senin (24/6/2024).

Putu menerangkan, Parlemen Indonesia sempat diundang Parlemen Eropa untuk membahas isu trade, di Strasbourg, Prancis dalam The 12th EU-Indonesia Inter-Parliamentary Meeting. Mengenai isu perdagangan dan investasi ini, Putu mendorong agar kedua parlemen segera mendorong pemerintahan masing-masing untuk mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia- European Union CEPA. Tujuannya, untuk membuat legasi bersama demi keuntungan kedua bangsa serta kawasan.

Lalu, ada juga undangan konferensi Parliamentary Conference on the World Trade Organization (PCWTO) di Abu Dhabi awal tahun ini. Putu menekankan pentingnya kerja sama antar bangsa dalam mengawal pencapaian SDGs dalam pembangunan kerja sama segala bidang baik perdagangan, ekonomi dan investasi. Juga peran Uni Eropa untuk mendorong dan mendukung hilirisasi dan upaya negara produsen untuk mengekspor barang jadi demi memberikan nilai tambah untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan secara inklusif dan komitmen menjaga lingkungan hijau.

"Kita selalu menyuarakan tentang bagaimana agar hubungan dengan Parlemen Eropa harus terus memastikan dan mengakselerasi komitmen bersama dalam mencapai kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA)," ucapnya.

Baca juga : Givaudan Luncurkan Platform Kreasi Wewangian Pertama Di Indonesia

Putu melanjutkan, peran kedua parlemen begitu besar untuk memastikan terwujudnya I-EU CEPA, sehingga berbagai manfaat akan didapatkan kedua bangsa dan masyarakatnya. "Saatnya membuka mata hati daripada hanya terfokus kepada perbedaan dan permasalahan. Saatnya parlemen kedua pihak mengakselerasi dan memastikan pemerintah masing-masing mengakselerasi terwujudnya perjanjian ini untuk keuntungan kedua belah pihak," ujarnya.

Maka dari itu, Putu berharap Pemerintahan Presiden Jokowi bisa mewujudkan CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa sebelum berakhir masa jabatannya pada Oktober 2024. Sebab, kata dia, saat ini negosiasi yang dilakukan cukup signifikan demi legasi yang diwariskan ke depan untuk kesejahteraan kedua belah pihak.

"Kita berharap, sebelum akhir tahun ini atau sebelum berakhirnya masa Pemerintahan Pak Jokowi, Comprehensive Economic Partnership Agreement ini dapat terwujud antara Indonesia dan Uni Eropa. Karena memang komitmen itu sangat ingin diwujudkan oleh kedua parlemen. Kami terus aktif berperan dalam mendorong negosiasi perundingan yang pada prinsipnya mendukung kedua belah pihak. Kami terus menunggu sehingga ratifikasi bisa dilakukan kedua parlemen," jelas dia.

Selain itu, selaku Anggota Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk Pembangunan Keberlanjutan, Putu juga telah mengkonfirmasi kepada Antoine Ripoll, terkait ada rencana Uni Eropa ingin berinvestasi hijau di Indonesia, seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Pak Luhut menyampaikan informasi terkait investasi hijau dan tentu kami juga coba konfirmasi ke perwakilan Parlimen Eropa untuk ASEAN di Jakarta, Antoine Ripoll. Mereka sedang mengkaji rencana investasi hijau di Indonesia untuk mendorong dan mensupport akselerasi ekonomi hijau di Indonesia," ungkapnya.

Baca juga : Jadi Energi Masa Depan, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Hidrogen di Indonesia

Bahkan, kata Putu, mereka juga memiliki rencana untuk berinvestasi mendukung hilirisasi nikel agar kita tidak hanya mengekspor raw material ke negara-negara di Uni Eropa.

"Dorongan melalui diplomasi parlemen ini tentu tujuannya bisa memberikan manfaat kesejahteraan kepada masyarakat dan peningkatan ekonomi kepada Indonesia," jelas Legislator asal Bali ini.

Makanya, lanjut dia, parlemen terus berusaha mengambil peran maksimal dalam fungsi diplomasi dan pengawasannya. Pendekatan dan diplomasi yang dilakukan tidak hanya secara formal dalam waktu yang singkat, tetapi lebih memberikan pemahanan budaya secara holistik sehingga kedua belah pihak mampu memahami perbedaan yang justru memperkaya kerjasama antar bangsa.

“Kita ingin mencari titik temu dan kita buka secara kultural, berikan pandangan seperti itu. Tentu hasil ini adalah keberhasilan masyarakat Indonesia. Memang pendekatannya tidak bisa hanya formal, tapi parlemen juga bisa mendukung dan membantu diplomasi dan negosiasi yang dilakukan pemerintah. Kedua parlemen duduk bersama dan memastikan kedua pemerintah dalam koridor yang sama dalam menyelesaikan tahapan negosiasi menuju Indonesia-European Union CEPA ini,” kata Putu.

Isu lainnya, kata Putu, secara domestik itu bahwa Indonesia sama-sama memahami Uni Eropa mengalami tantangan growth, mereka mengalami penurunan pertumbuhan ekonominya sehingga sedang fokus dengan pertumbuhan. “Jika kerja sama ini terjalin, pertumbuhan mereka juga akan meningkat dan harapannya Indonesiapun dapat meningkat pertumbuhan ekonominya secara signifikan,” ucapnya.

Baca juga : Keren, U-Bakrie Raih Peringkat Ke-18 Dari 3.107 Universitas Di Indonesia

Isu lain yang dibahas terkait transisi energi. Kata Putu, Indonesia terus mendorong kerja sama investasi hijau dalam hal transisi energi. Market Indonesia sangat besar dan jika ditambahkan market negara-negara asia tenggara hampir mencapai 700 juta penduduk sehingga investasi yang dilakukan tentu sangat feasibel.

Market (pasar) yang besar dari Indonesia dan pertumbuhan yang tinggi di kawasan Asia Tenggara tentu merupakan momen investasi yang tepat tapi kita ingin memastikan dalam investasi hijau tersebut juga difokuskan kepada alih teknologi dan alih ilmu pengetahuan untuk kita. Inilah tujuan CEPA, memastikan kedepan agar tidak satu negara saja yang mendapat keuntungan, tapi kedua belah pihak. Kedua kubu, baik Uni Eropa maupun Indonesia dan juga ASEAN bisa mendapatkan manfaat sebesar-besarnya. Saatnya semua harus di akselerasi menuju win-win solutions and outcomes,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.