DPR: Harga Gabah Stabil, Kesejahteraan Petani Naik

RM.id  Rakyat Merdeka - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) diminta menggenjot penyerapan gabah atau beras petani sebesar-besarnya. Serap gabah ini sangat penting untuk memastikan cadangan beras terjaga, juga memastikan harga gabah petani tidak anjlok saat musum panen raya.

Anggota Komisi IV DPR Hermanto bilang, serap gabah ini kudu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani.

“Jika harga gabah stabil, tentu kesejahteraan petani meningkat. Sebaliknya, saat harga gabah turun, akan sangat memukul petani kita,” kata Hermanto dalam keterangannya, kemarin.

Hermanto mengingatkan, saat ini tantangan untuk menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia sangat besar. Profesi petani dianggap tidak menarik. Sebab, sering kali saat panen raya, petani tak dapat menikmati hasil panennya dengan harga yang pantas.

Baca juga : Sandiaga Punya Solusi Sejahterakan Pelaku Ekraf

“Karena itu, petani-petani kita harus dibuat senang agar tetap bersemangat mengelola usaha taninya untuk mencukupi pangan dalam negeri. Sehingga pangan kita tidak terlalu tergantung pada impor,” tutur legislator dari FPKS DPR ini.

Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan pupuk untuk musim tanam ini cukup. Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan luas tanam padi pada April-September 2021 sebesar 5,16 juta hektare, dengan periode panen Juli-Desember 2021.

Dengan luas tanam tersebut benih yang dibutuhkan mencapai 258 ribu ton atau 117 persen di atas kebutuhan.

Menurut Syahrul, ketersediaan pupuk subsidi aman. Namun jangan semua berpikir dengan pupuk subsidi, karena pasti tidak cukup.

Baca juga : Kapolda Jabar: Ada Indikasi Awal Kebocoran Tangki

“Pupuk tersedia di lapangan juga menjadi bagian penting, karena pemerintah sudah mempersiapkan kredit usaha rakyat,” ujar Syahrul.

Dia juga memastikan pasokan beras periode Januari hingga Mei 2021 surplus. Sebagaimana diketahui, berdasarkan angka potensi dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen selama Januari-Mei 2021 mencapai 5,37 juta hektar dengan produksi sebanyak 27,73 juta ton gabah kering giling (GKG).

‘’Artinya, selama musim tanam periode Januari-Mei tersebut ada potensi surplus padi 3,66 juta ton GKG,” kata Syahrul.

Ada pun hasil kajian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Badan Litbang Pertanian menyebutkan, penggunaan urea SP-36 dan NPK berpengaruh positif dengan nilai elastisitas 0,026. Jadi, jika penggunaan pupuk meningkat 10 persen, maka produksi akan meningkat 0,26 persen.

Baca juga : Berharap Pun, Ganjar Bilang Nggak Berani

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menambahkan, pihaknya telah menyiapkan 2,1 juta ton pupuk untuk stok menghadapi musim tanam, mulai dari Lini 1 hingga ke Lini 4.

“Pupuk Indonesia bertanggung jawab dalam penyediaan dan penyaluran pupuk subsidi secara keseluruhan. Proses distribusinya dimonitor melalui teknologi Distribution Planning and Control System (DPCS) ke seluruh Indonesia dan ke seluruh kios,” ujar Bakir.

Untuk fasilitas distribusi, Pupuk Indonesia saat ini memiliki 9 unit pengantongan, 6 unit Distribution Center (DC), 203 kapal laut, 6.000 lebih truk, 595 gudang dengan kapasitas 3,1 juta ton, dan memiliki jaringan distributor sebanyak 1.200 dengan 29.000 lebih kios resmi.

“Semua fasilitas dan jaringan distribusi Pupuk Indonesia group, kami pastikan berjalan optimal untuk menyambut musim tanan kedua ini,” tegasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.