Dark/Light Mode

Bamsoet Dukung Cineas Muda Garap Film Antariksa V

Senin, 10 Mei 2021 20:45 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) saat mengunjungi studio pembuatan film Antariksa V, di Bali, Senin (10/5). (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) saat mengunjungi studio pembuatan film Antariksa V, di Bali, Senin (10/5). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung setiap usaha kreatif anak bangsa. Seperti ditunjukkan cineas muda Gusti Handoko melalui Vektor Pictures, yang sedang menggarap film "Antariksa V". Berkisah tentang usaha Indonesia pada dekade 2030-an dalam membuktikan diri sebagai negara maju dengan proyek teknologi yang paling ambisius dan berisiko, yakni program eksplorasi ruang angkasa Antariksa. 

"Film mengisahkan usaha pengiriman astronot Indonesia pertama, Alice, ke luar angkasa dan mendaratkannya ke bulan. Namun, semuanya tidak berjalan lancar. Alice hilang saat melakukan pendaratan di bulan bersama misi Antariksa IV, yang membuat program Antariksa dipertanyakan kelayakan dan tujuannya," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat mengunjungi studio pembuatan film Antariksa V, di Bali, Senin (10/5). 

Baca juga : Gandeng Anak Usaha Garuda, Telkom Pasarkan Platform Digital Pariwisata

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, Alice dikisahkan sebagai single mother yang meninggalkan anak tunggalnya di bumi. Oleh sebagian kalangan, Alice dianggap sebagai pahlawan. Namun, bagi sebagian kalangan, proyek Antariksa dianggap pemborosan. 

Rekan-rekan astronot Alice, seperti Rendra, Gita, dan Surya berusaha memperjuangkan agar misi Antariksa V dapat dilanjutkan. Tidak hanya untuk menyelesaikan misi Antariksa IV tapi juga untuk mencari tahu alasan pasti hilangnya Alice. "Film ini menekankan, bahwa setiap program eksplorasi pasti memiliki risiko, dan tidak setiap pencapaian dapat dinilai dengan uang," jelas Bamsoet. 

Baca juga : Kadin Sulsel Solid Dukung Anindya Bakrie

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan, pemilihan astronot sebagai personifikasi superhero merupakan simbol yang paling tepat. Di dunia nyata, Indonesia pernah memiliki dua orang astronot, Pratiwi Sudarmono dan Taufik Akbar. Keduanya gagal berangkat karena insiden pesawat ulang alik Challenger di 1986 dan krisis moneter yang melanda sehingga mereka harus kembali lagi ke Indonesia karena keterbatasan dana. 

"Hingga hari ini, Indonesia masih belum kembali menyentuh mimpi yang sama untuk melahirkan astronot. Melalui film Antariksa V, kita harap bisa menggugah kesadaran semua pihak, khususnya untuk memotivasi generasi muda, sehingga mimpi besar Indonesia memiliki astronot bisa segera terwujud," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.