Dark/Light Mode

Lantik Pengurus MDI

Airlangga Hartarto Bertekad Hentikan Politik Identitas

Senin, 6 Juni 2022 14:10 WIB
Ketua Majelis A`la Majelis Dakwah Islamiyah (MDI)/Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (depan tengah) melantik kepengurusan MDI masa jabatan 2022-2027, di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Minggu (5/6). (Foto: Istimewa)
Ketua Majelis A`la Majelis Dakwah Islamiyah (MDI)/Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (depan tengah) melantik kepengurusan MDI masa jabatan 2022-2027, di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Minggu (5/6). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Majelis A’la Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melantik kepengurusan MDI masa jabatan 2022-2027, di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Minggu (5/6) malam. Dalam acara tersebut, Airlangga mengingatkan salah satu tugas penting MDI untuk menghentikan politik identitas.

“Politik identitas telah merusak tatanan hidup berbangsa dan memecah belah persatuan umat. MDI memiliki tugas untuk menyatukan umat dan menghentikan politik identitas pada tahun politik,” ujar Airlangga, seperti keterangan yang diterima RM.id, Senin (6/6).

Ia mengingatkan, para pengurus MDI yang dilantik di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, dapat membantu dalam permasalahan elektoral dan mampu menyalurkan aspirasi umat Islam. Menurutnya, Golkar bersama partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu, berusaha menyelesaikan masalah populisme dan politik identitas. “Sementara, MDI bergerak pada persoalan dakwah yang menyatukan umat,” ujarnya.

Baca juga : PSI: Mahfud MD Representasi Politik Kejujuran & Ketegasan

Di hadapan 1.000 hadirin dan para santri, Airlangga mengatakan, Ketua Umum MDI KH Choirul Anam dan Sekretaris Jenderal Gunawan Hidayat bersama jajarannya, harus terus mengembangkan Islam washatiyah. “Menjadi Islam yang moderat, agar tercipta persatuan bangsa. Tidak terpecah belah,” imbuh Airlangga.

Ia juga menegaskan pentingnya kebangkitan ekonomi dari pesantren. Salah satunya, Kementerian Perindustrian membuat program Santriprenuer. Dengan program tersebut, santri dapat mandiri. Bahkan, pondok pesantren mampu mengembangkan bisnis untuk ekspor.

“Contohnya bisa punya pabrik sandal, jadi sandal santri tidak sering hilang. Bahkan bisa mengekspor sandal,” canda Airlangga.

Baca juga : Yuk Kenali Perusahan yang Bisa Bertahan di Era Digital

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum MDI KH Choirul Anam menegaskan, saat dibentuk pada 24 Mei 1978, MDI membantu Pemerintah dalam menyukseskan pembangunan. “MDI mengambil peran dakwah pembangunan dengan bahasa agama,” ucapnya.

Dengan semangatnya itu, menurut KH Choirul Anam, MDI berdiri di belakang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). MDI dengan visinya mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, menurut KH Choirul Anam, akan membawa Islam yang rahmatan lil alamin, dakwah yang menyatukan dan tidak memecah belah umat.

“Kami ingin terus menumbuhkan semangat toleransi dan semangat kebangsaan, setinggi apapun dinamika politik yang terjadi,” ujarnya.

Baca juga : Airlangga: Partai Golkar Jangan Jadi Tukang Ojek Kader Lain

Ia juga mengajak seluruh kader MDI untuk menghindari politik identitas, yang terbukti menciptakan jurang perpecahan antar anak bangsa, bahkan umat Islam sendiri.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.