Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Partai Berharap Capresnya Di-endorse Presiden

Kamis, 2 Februari 2023 07:52 WIB
Presiden Jokowi disopiri Menhan Prabowo Subianto saat menjajal kendaraan Maung, saat Rapim Kemhan, 18 Januari lalu. (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi disopiri Menhan Prabowo Subianto saat menjajal kendaraan Maung, saat Rapim Kemhan, 18 Januari lalu. (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah partai pendukung pemerintah mulai punya jagoan untuk maju di Pilpres 2024. Yang menarik, parpol-parpol itu ngarep capresnya di-endorse oleh Presiden Jokowi agar elektabilitasnya melejit.

Partai-partai yang ingin capresnya di-endorse Jokowi antara lain PKB dan Gerindra. Hal ini diakui langsung oleh pejabat teras partai masing-masing.

Waketum PKB Jazilul Fawaid menyatakan, pencapresan memang bukan urusan Istana. Tapi, di sisi lain, sulit memisahkan Istana dengan politik.

"Istana dan Presiden itu produk politik. Sulit memisahkan Istana dengan urusan politik ataupun pilpres," kata Jazil, kepada wartawan, kemarin.

Baca juga : Cari Jalan Keluar Soal Liga 2, Menpora: Presiden Memantau

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad sepakat jika urusan urusan copras-capres tidak dikaitkan dengan Presiden. Sebab, yang mencalonkan adalah parpol atau gabungan partai yang memenuhi syarat. Namun, ia memandang sah-sah saja jika bakal capres ngarep di-endorse Presiden.

"Kalau memang ada dari capres-capres mengharapkan endorse dari Presiden pada saat ini, itu adalah sah-sah saja. Namun, itu kan sifatnya tidak mengikat, lebih daripada sebagai penguat daripada capres yang akan bertarung nanti," kata Dasco, kemarin.

Selama ini, Jokowi terbilang sering menyampaikan dukungan secara verbal kepada sejumlah tokoh untuk Pilpres 2024. Namun, dukungan yang disampaikan hanya bersifat moril, bukan praktis.

Yang teranyar, Jokowi menyampaikan dukungannya kepada Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, ketika menghadiri Pembukaan Rakornas dan Musyawarah Dewan Partai PBB, 11 Januari lalu.

Baca juga : Partai Koalisi Pemerintah Mestinya Loyal Kepada Presiden Jokowi

"Kalau menyimak apa yang disampaikan Prof Yusril tadi, dengan pengalaman beliau yang sangat panjang, saya mendukung loh, kalau Prof Yusril pada 2024 nanti dicalonkan jadi presiden atau wakil presiden," ucap Jokowi, ketika itu.

Sebelumnya, ketika menghadiri HUT Partai Perindo, Jokowi melemparkan sinyal dukungan kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga blak-blakan bilang mendukung Prabowo, ketika menghadiri pembukaan Indo Defence 2022 di JIExpo Kemayoran.

"Sudah sejak awal, kok restu-restu, sejak awal saya sampaikan mendukung beliau (Prabowo)," tegas Jokowi, saat itu.

Kode dukungan ke capres juga diutarakan Jokowi saat menghadiri acara Relawan Jokowi, di Gelora Bung Karno (GBK), akhir November lalu. Meskipun tidak secara eksplisit menyebut nama, ciri-ciri fisik yang disampaikan, besar dugaan mengarah ke Ganjar Pranowo.

Baca juga : Gelar Rakor, Buruh Di Banten Dan Bogor Mantap Jaring Dukungan Ganjar Presiden 2024

"Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua, ada, ada itu. Kalau di wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati-hati. Lihat juga rambutnya, kalau rambutnya putih semua, ini mikir rakyat ini," ucap Jokowi, ketika itu.

Namun, maunya parpol-parpol itu ternyata berbanding terbalik dengan  keinginan masyarakat. Mayoritas masyarakat menyatakan ogah presiden jadi endorser capres.

Hal itu tergambar dalam hasil survei Algoritma Research and Consulting yang dirilis akhir Januari kemarin. Ada sekitar 45 persen responden berada di barisan tidak setuju Jokowi menjadi endorser capres tertentu. Sementara, yang setuju hanya 35,2 persen. Sisanya tidak tahu dan tidak menjawab.

Direktur Riset dan Program Algoritma Fajar Nursahid menyebutkan, mayoritas publik tidak setuju Jokowi menyebutkan pilihan politiknya terkait capres secara terbuka dalam Pemilu 2024. "Masyarakat mengharapkan Presiden lebih dapat bersikap netral dalam Pemilu 2024," ucap Fajar.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.