Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Rohaniawan Katolik Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Antonius Benny Susetyo alias Romo Benny, meminta tak ada kegaduhan politik dan ribut-ribut jelang pelantikan Presiden dan Wapres pada 20 Oktober nanti. Romo Benny menegaskan, membuat kegaduhan dan kekacauan jelang pelantikan Presiden dan Wapres berarti sedang menciderai demokrasi dan melukai kedaulatan rakyat.
"Kita semua harus menghormati suara rakyat. Proses kedaulatan rakyat itu sudah selesai. Semua harus menerima. Upaya melengserkan itu melukai kedaulatan rakyat," tegas Romo Benny.
Baca juga : Kemenperin Dorong IKM Bikin Desain Produk Kreatif
Peringatan Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) disampaikan saat menghadiri Sarahsehan Kebangsaan Gembira Menyambut Pelantikan Presiden-Wapres Terpilih sebagai bagian dari Pesta Demokrasi di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (15/10). Acara yang diselenggarakan Forum Pejuang NKRI ini dihadiri juga Ketua DPR periode 1999-2004, Akbar Tanjung; tokoh Betawi, Bang Acu; dan Rektor Universitas Cendrawasih, Apolo Safanpo.
Di kesempatan Romo Benny juga mengemukakan, konsolidasi demokrasi memang diperlukan untuk membuat stabilitas politik terjaga. Namun demikian, Romo Benny menyebut, tetap dibutuhkan oposisi yang sehat sebagai alat kontrol kepada pemerintah.
Baca juga : Mulai Besok, Polda Metro Jaya Liburkan Demo
Di luar soal kondisi politik, Romo Benny mengimbau, era globalisasi dan keterbukaan arus informasi harus digunakan dengan bijak. Kemajuan teknologi informasi jangan sampai berakibat pada perpecahan.
"Abad digitalisasi tidak mengenal ruang dan waktu. Karena itu sangat penting dan butuh kesadaran cara kita untuk meresponnya. Sosial media jadikan sebagai alat pemersatu, bukan alat pemecah belah," imbaunya.
Baca juga : Kemenhub Hibahkan 37 Unit Kapal Pelra untuk 34 Pemda
Ia pun mengingatkan masyarakat senantiasa menerapkan dan menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa, dan bernegara. "Jika Pancasila menjadi kebiasaan, maka dalam prilakunya, ia tidak akan mencintai diri dan kelompoknya sendiri, melainkan mencitai semuanya dan menghargai perbedaan," pungkasnya. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya