Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono mengatakan, tragedi 27 Juli 1996 atau kudatuli menjadi pelajaran terpenting bahwa demokrasi ditegakkan dengan harga yang sangat mahal.
"Pertentangan fisik hingga pengorbanan rakyat," kata Adi, Kamis (30/7).
Baca juga : Ridwan Kamil Belajar Jadi Ayah Lagi
Terutama, tambahnya, pelajaran kedaulatan PDIP ini dijaga dan ditegakkan dengan darah, keringat, air mata, bahkan nyawa. Termasuk pada tragedi 27 Juli oleh para pejuang partai yang saat itu disebut pro Mega.
Menurutnya peristiwa ini harus menjadi pendidikan sejarah penting bagi kaum muda, khususnya bagi kader-kader PDIP. Sebab, sejarah adalah pondasi kesadaran politik.
Baca juga : Irish Bella Di-bully Gegara Namanya Kebulean
Semua kader PDIP terus berjuang membersamai rakyat dalam suka dan duka, seperti diajarkan Bung Karno dan Megawati. ”Ibu Megawati mendorong anak-anak muda bergelut dalam politik pengabdian. Maka anak-anak muda harus melek sejarah," sebut Ketua DPRD Surabaya itu.
Peristiwa 27 Juli 1996 alias Kudatuli tercatat menjadi salah satu tragedi di era Orde Baru. Kala itu, terjadi serangan terhadap Kantor DPP PDI di Jakarta sebagai representasi partai politik pimpinan Megawati Soekarnoputri. Tak hanya di Jakarta, keesokan harinya kantor DPD PDI di Jalan Pandegiling, Surabaya juga diserang oleh oknum massa. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya