Dark/Light Mode

Jaga Perasaan Umat

Yusril Minta Kasus Sigi Segera Dibereskan

Rabu, 2 Desember 2020 06:18 WIB
Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Prof Yusril Ihza Mahendra. (foto/ist)
Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Prof Yusril Ihza Mahendra. (foto/ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Bulan Bintang (PBB) mengecam keras aksi pembunuhan brutal di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng). Peristiwa sadis ini, dianggap telah melukai umat semua agama.

“Umat Islam tercoreng mukanya. Karena ada orang-orang yang mengatasnamakan Islam membunuh orang lain,” kata Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Prof Yusril Ihza Mahendra melalui keterangan tertulisnya, di Jakarta, kemarin.

Pernyataan Yusril ini merupakan reaksi atas kasus pembunuhan satu keluarga, yang terdiri dari empat orang di Dusun Lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11).

Baca juga : Lagi Pandemi, Petani Sawit Minta Bea Keluar Dinolkan

Dari informasi yang dihimpun, aksi teror itu dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Tidak hanya membunuh, ditemukan tujuh rumah yang dibakar.

Bahkan Kapolri Jenderal Idham Azis menginstruksikan penangkapan kelompok teroris MIT. Hingga perintah tembak mati jika melawan. Peristiwa ini, kata Yusril berdampak kepada nama baik Islam, yang sebenarnya mengajarkan kedamaian dan perlindungan terhadap sesama manusia.

Karena itu, diperlukan sikap tegas Polri bersama TNI yang memburu kelompok teror ini didukung penuh PBB. “Tangkap dan adili. Hukum wajib kita tegakkan,” tegasnya.

Baca juga : Bamsoet Kutuk Pembunuhan Sadis Di Sigi, Minta Pelaku Segera Ditangkap

Menteri Kehakiman dan HAM pada 1999 itu mengenang peranannya menangani konflik di Ambon dan Poso medio 1998-2001. Baginya, jika konflik ini tidak segera diredam, akan berdampak luas dan berbuntut panjang.

Dalam situasi seperti ini, Yusril mengimbau Polri, TNI, maupun masyarakat setempat untuk bersama-sama mengamankan wilayah berpotensi konflik. Khusus kepada umat Islam, pakar hukum tata negara itu berharap menahan diri atas peristiwa ini.

Sementara terkait hal ini, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Fatia Maulidiyanti menyarankan pemerintah untuk segera mengevaluasi Satgas Tinombala pasca peristiwa pembunuhan di Sigi.

Baca juga : 4 Korban Pembunuhan Sadis di Sigi Sulteng, Sudah Dimakamkan

Tujuannya, untuk mengukur upaya penanganan terorisme, sekaligus mencegah terjadinya pelanggaran HAM.

“Menko Polhukam, serta Komisi I dan III DPR, panggil unsur sektor keamanan, yakni Kapolri dan TNI, untuk melakukan audit dan evaluasi terbuka dari rangkaian pelaksanaan Operasi Tinombala,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Dalam catatan Kontras, Satgas Tinombala telah beroperasi selama lima tahun. Masa tugas Satgas Tinombala telah diperpanjang sebanyak tiga kali pada 2020. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.