Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ongkos Haji Bukan Untuk Cari Uang

Senin, 23 Januari 2023 04:56 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Usulan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) naik dari sekitar Rp 39 juta menjadi sekitar Rp 69 juta bikin banyak pihak, terutama calon jemaah haji, ketar-ketir. Jika kenaikan ini terealisasi, akan semakin banyak umat yang sulit untuk menunaikan rukun Islam kelima tersebut.

Kita paham, saat ini harga-harga serba baik. Harga avtur naik yang membuat harga tiket pesawat melambung, harga akomodasi di Tanah Suci naik, sampai pajak yang diterapkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga naik. Memang rasional jika Bipih yang harus dibayarkan jemaah haji juga ikut naik.

Baca juga : Ongkos Haji Diusulkan Naik Signifikan, Kemenag Jelaskan Hitungannya

Namun, bukan berarti kenaikan melonjak begitu besar. Dari Rp 39 juta menjadi Rp 69 juta itu berarti naik 76 persen. Itu hampir dua kali lipat dari jumlah awal.

Kondisi ini akan jelas memberatkan masyarakat, utamanya dari kelompok menengah ke bawah. Dengan keuangan yang terbatas, mereka akan kesulitan untuk menambah biaya sekitar Rp 30 juta. Bagi mereka, Rp 30 juta sangat besar. Tidak gampang untuk menambah kekurangan itu.

Baca juga : Gus Yaqut, Gimana Ini…

Perlu diingat, yang rindu untuk naik haji bukan kelompok atas saja, yang punya usaha atau pekerjaan dengan gaji besar. Banyak kelompok kecil, yang berprofesi sebagai buruh, pedagang kecil, petani, nelayan kecil, sampai pembantu juga punya niat suci ini. Mereka berjuang menabung puluhan tahun untuk bisa mendaftar haji. Mereka bahkan rela mengorbankan banyak hal untuk memenuhi biaya naik haji.

Kini, saat tabungan mereka mencukupi, tiba-tiba muncul wacana biaya haji melonjak tinggi. Ini jelas mimpi buruk. Bisa-bisa mereka gagal memenuhi biaya itu, dan akhirnya gagal berangkat ke Tanah Suci. Sebab, di waktu yang sangat singkat, tidak sampai 6 bulan, mereka harus menyediakan tambahan yang sangat besar.

Baca juga : Masa Jabatan Kades 9 Tahun Untungkan Warga Desa

Untuk itu, kita berharap, DPR menolak usulan kenaikan kenaikan sebesar itu. DPR harus mampu menyerap aspirasi rakyat dan memotret kondisi yang terjadi di bawah. Jika memang harus naik, sewajarnya saja. Yang bisa dijangkau masyarakat kecil.

Ingat, penetapan ongkos haji bukan untuk mencari uang. Apalagi, uang calon jemaah yang sudah disetor sangat besar. Bila melihat laporan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) per akhir 2022, dana kelolaan haji mencapai Rp 166,01 triliun. Kelolalah dana itu sebaik mungkin. Jika dikelola dengan baik dan aman, keuntungan yang didapat bisa digunakan untuk menambal kekurangan biaya atas berbagai kenaikan yang terjadi saat ini.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.