Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Mantap, Leo/Daniel Juara Thailand Masters 2023
- Gilas PSS Sleman 2-0, Maung Bandung Puncaki Klasemen Lagi
- Nama Erick Paling Berkibar Di PPP, Cocok Buat Capres, Oke Juga Buat Cawapres
- Kopiko Jadi Sponsor Utama Kopiko F1 Powerboat, Ajang Kompetisi Skala Dunia
- Komunitas Milenial Pendukung Ganjar Gelar Lomba Pencak Silat Di Pulang Pisau

RM.id Rakyat Merdeka - Lama merantau di Indonesia sebagai pesepakbola profesional, gelandang Makan Konate akhirnya bisa mudik ke kampung halamannya di Mali.
Makan Konate bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan, tepat saat kompetisi Liga 1 berakhir. Dia pun bisa pulang kampung.
“Alhamdulilah saya diberi rezeki bertemu puasa tahun ini. Saya selalu berdoa bisa lancar sampai selesai dan terus diberi kesehatan. Saya balik ke kampung untuk puasa dan Lebaran bersama keluarga. Saya sudah 5-6 tahun tidak puasa di Mali. Alhamdulillah tahun ini ada rezeki dan bisa bareng bersama keluarga,” ucap Konate.
Berita Terkait : Mentan Tinjau Produksi Tahu Di Jakarta, Pastikan Ketersediaan Kedelai Aman
Sebelum berangkat ke Mali, ia mengatakan sangat rindu dengan suasana puasa di kampung halamannya.
“Yang saya rindukan adalah kami sahur dan buka puasa bersama keluarga. Kalau saat berbuka terkadang ajak teman-teman. Susana seperti itu yang membuat kangen,” ujar gelandang berusia 30 tahun tersebut.
“Saat puasa di Mali biasanya ada sayur dan sup ayam atau daging. Terus ada bubur dan buah. Kalau buka puasa ada makanan spesial juga seperti ikan goreng atau bakar, spageti, barbeque, dan bubur. Sebenarnya tidak berbeda jauh dari Indonesia makanannya. Tapi kalau di Mali memang spesialnya pakai sup,” tuturnya lagi.
Berita Terkait : Rupiah Lesu Dihantam Kenaikan Harga Minyak Global
Konate pun menceritakan situasi di Mali saat memasuki Ramadhan. Baginya, cuaca di Mali menjadi tantangan tersendiri.
“Kalau puasa di Mali itu sering saat memasuki cuaca panas. Kalau cuaca panas di Mali bisa mencapai 39-41 derajat. Saya ingat tahun lalu lihat di berita banyak orang menyiram kepalanya dengan air dan es batu. Ada juga yang menaruh esnya di badan. Kalau suhu normal 26-27 derajat. Jadi saat puasa memang saat panas,” katanya.
Konate juga menceritakan pengalaman masa kecilnya saat pertama kali berpuasa full selama satu bulan. Selain itu, ia pun mengaku tak kesulitan saat menjalankan puasa di Indonesia.
Berita Terkait : Butuh 18 Tahun Untuk Buktikan Diri Masih Hidup
“Dari kecil tentu mencoba-coba untuk puasa. Kalau anak kecil puasa siang bisa minum. Terus belajar-belajar sampai akhirnya bisa puasa full. Puasa full pertama kali mungkin saat SMA,” tutur Konate.
“Kalau puasa pertama di Indonesia itu saya ingat di Pekanbaru. Tak ada masalah dengan makanan. Saya waktu itu masih sendiri. Saya tak bisa masak tapi order atau bungkus makanan kemudian masukan di kulkas. Saya sudah berapa lama puasa di sini (Indonesia). Tak ada masalah. Di sini waktunya lebih cepat,” ucap pemilik tujuh gol di Liga 1 2021/2022 itu.[IPL]
Tags :
Berita Lainnya