Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Duel Parma kontra Juventus pada laga lanjutan Serie-A di Stadio Ennio Tardini, dini hari nanti, dijamin sengit. Pasalnya, kedua tim berambisi menang untuk mewujudkan target masing-masing.
Parma tengah berjuang untuk menghindari zona degragasi yaitu bertahan di Serie A, sementara Si Nyonya Tua-julukan Juventus mengejar tiket Liga Champions. Dua faktor tersebut jelas akan membuat atmosfer pertandingan bakal sarat dengan tekanan.
Statistik dan sejarah mendukung Juventus, tetapi Parma berpotensi mengejutkan. Hasil imbang 2-2 di pertemuan pertama musim ini jadi bukti bahwa mereka bisa memberi perlawanan.
Kemenangan 2-1 atas Lecce akhir pekan lalu kembali membawa Juventus ke empat besar klasemen Serie A. Dua gol di babak pertama dari Kenan Yildiz dan Teun Koopmeiners cukup untuk mengamankan poin penuh.
Sejak Igor Tudor mengambil alih dari Thiago Motta, perubahan formasi ke skema tiga bek langsung berdampak positif. Juventus menang 1-0 atas Genoa, imbang 1-1 dengan AS Roma, dan menjinakkan Lecce.
Baca juga : Jelang Piala Sudirman 2025, Cipayung Gelar Simulasi
Stabilitas permainan dan transisi cepat menjadi kekuatan utama mereka saat ini. Dengan kepercayaan diri yang meningkat, Juve siap menutup musim dengan hasil maksimal.
Parma perlahan menjauh dari zona degradasi berkat lima hasil imbang beruntun. Meski minim gol, barisan pertahanan mereka mulai menunjukkan soliditas.
Cristian Chivu sukses mengorganisasi lini belakang sejak masuk menggantikan Fabio Pecchia pada Februari. Dua laga terakhir melawan Inter Milan dan Fiorentina bahkan berakhir dengan sekali tanpa kebobolan.
Kendala utama Parma tetap terletak pada ketajaman lini depan. Tanpa solusi di sektor itu, satu poin bisa jadi hasil terbaik melawan tim sekelas Juventus.
Juventus datang ke Emilia-Romagna dengan sejumlah pemain absen, termasuk Bremer dan Milik. Federico Gatti dan Samuel Mbangula juga dipastikan tak bisa tampil.
Baca juga : Horor Macet di Priok: Ambulans Tidak Bisa Gerak, Sopir Truk Jengkel & Lelah
Yildiz dan Koopmeiners diragukan tampil akibat cedera, membuat Tudor harus berpikir ulang soal komposisi lini tengah dan depan. Nama-nama seperti Conceicao atau Kolo Muani bisa dimaksimalkan.
Parma pun tidak lepas dari krisis cedera. Cancellieri belum bugar sepenuhnya, sementara Osorio, Benedyczak, Mihaila, dan Charpentier absen.
Dengan motivasi mengamankan zona Liga Champions, Juventus diprediksi akan tampil menekan sejak awal. Kualitas dan kedalaman skuad memberi mereka keuntungan signifikan.
Namun, Parma bisa jadi batu sandungan, terutama jika mampu memaksakan ritme lambat dan melakukan pressing ketat.
Mentalitas bertahan yang terbentuk di bawah Chivu jadi modal utama.
Baca juga : Sejumlah Menteri Menghadap Jokowi, Kata Muzani, Prabowo Nggak Terganggu Kok
Jika Juve mencetak gol lebih dulu, laga bisa berakhir sepihak. Sebaliknya, jika Parma bertahan dengan solid, hasil imbang pun bukan sesuatu yang mustahil untuk didapatkan.
Rekor pertemuan juga berpihak pada Juventus. Si Nyonya Tua selalu menang dalam tiga kunjungan terakhirnya ke Tardini, rekor terbaik klub di kandang Parma. Dalam 15 pertemuan terakhir, Juve hanya sekali menelan kekalahan dari tim asal Emilia-Romagna tersebut.
Meski demikian, Parma pernah membuat kejutan di pertemuan pertama musim ini dengan memaksakan hasil imbang 2-2 di Turin lewat gol Enrico Del Prato dan Simon Sohm.
Sejak kedatangan Cristian Chivu sebagai pelatih pada Februari lalu, Parma menunjukkan peningkatan performa, terutama dalam sektor pertahanan. Mereka mampu menahan imbang tim-tim besar seperti Inter Milan dan Fiorentina dalam dua laga terakhir. [DNU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya