RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah terus memantau pergerakan harga pangan untuk mengendalikan inflasi ke level di bawah 5 persen pada akhir 2022. Sejauh ini pasokan pangan masih aman, meski beberapa komoditas mulai merangkak naik.
Pasca Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar bersubsidi awal September lalu, harga komoditas pangan dalam negeri mulai melonjak. Kondisi ini dikhawatirkan bisa melambungkan inflasi hingga akhir tahun nanti.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengungkapkan, harga pangan di pasar tradisional sudah mulai mengalami kenaikan.
“Meski belum signifikan, tapi kenaikan harga pangan ini berpotensi terus terjadi, seiring meningkatnya biaya distribusi setelah naiknya harga BBM,” kata Mansuri kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Nelayan Kian Sulit Melaut
Berdasarkan data situs web Info Pangan Jakarta, Jumat (16/9), beberapa harga komoditas sudah mengalami kenaikan. Seperti cabe rawit merah rata-rata dijual pedagang Rp 66.234 per kg atau naik Rp 1.766 per kg dari harga pekan sebelumnya.
Cabe rawit hijau juga mengalami kenaikan harga Rp 1.489 per kg. Saat ini, harga rata-rata cabe rawit hijau di pasar Jabodetabek sekitar Rp 53.021 per kg.
Untuk beras tipe IR II Ramos, kenaikan sudah terjadi meski belum signifikan. Pedagang menjual Rp 10.722 per kg atau naik Rp 12 dibandingkan pekan lalu.
Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi Ikappi Ahmad Choirul Furqon mengatakan, stok pangan yang tersedia sebagian besar ada di daerah sentra produksi, untuk kemudian didistribusikan ke daerah konsumen.
Baca juga : Kenaikan Harga BBM Agar Subsidi Tak Dinikmati Golongan Mampu
Untuk itu, BBM menjadi salah satu komponen penting dalam penentuan harga pangan di tingkat hilir.
Terkait stok, hingga saat ini masih belum terlihat langka. Namun, apabila terjadi kelangkaan, tentu dampaknya sangat buruk bagi pedagang.
Untuk itu, Ikappi berharap, Pemerintah terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah provinsi atau kabupaten/ kota, memastikan stok pangan tetap aman.
“Jangan sampai menunggu pasar gaduh, baru bingung soal penanganan. Lebih baik Pemerintah melakukan tindakan preventif. Ini akan lebih baik dibandingkan penanganan dampak dari sesuatu yang telah terjadi,” tegas Furqon.
Baca juga : Ekonomi RI Bakal Hadapi Efek Berantai BBM Naik
Berbeda dengan pedagang, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengklaim, harga barang kebutuhan pokok, khususnya pangan masih terpantau stabil. Meski harga BBM bersubsidi mengalami kenaikan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.