Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pasca Kenaikan BBM Subsidi

Pasokan Pangan Sih Aman Tapi Harganya Mulai Naik

Minggu, 18 September 2022 06:35 WIB
BBM. Petugas mengganti tampilan papan perubahan harga di SPBU Senen, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). (Foto: TEDY OCTARIAWAN KROEN /RM)
BBM. Petugas mengganti tampilan papan perubahan harga di SPBU Senen, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). (Foto: TEDY OCTARIAWAN KROEN /RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus memantau pergerakan harga pangan untuk mengendalikan inflasi ke level di bawah 5 persen pada akhir 2022. Sejauh ini pasokan pangan masih aman, meski beberapa komoditas mulai merangkak naik.

Pasca Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar bersubsidi awal September lalu, harga komoditas pangan dalam negeri mulai melonjak. Kondisi ini dikhawatirkan bisa melam­bungkan inflasi hingga akhir tahun nanti.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdul­lah Mansuri mengungkapkan, harga pangan di pasar tradisional sudah mulai mengalami kenaikan.

“Meski belum signifikan, tapi kenaikan harga pangan ini berpotensi terus terjadi, seiring meningkatnya biaya distribusi setelah naiknya harga BBM,” kata Mansuri kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Nelayan Kian Sulit Melaut

Berdasarkan data situs web Info Pangan Jakarta, Jumat (16/9), beberapa harga komodi­tas sudah mengalami kenaikan. Seperti cabe rawit merah rata-rata dijual pedagang Rp 66.234 per kg atau naik Rp 1.766 per kg dari harga pekan sebelumnya.

Cabe rawit hijau juga mengalami kenaikan harga Rp 1.489 per kg. Saat ini, harga rata-rata cabe rawit hijau di pasar Jabodetabek sekitar Rp 53.021 per kg.

Untuk beras tipe IR II Ramos, kenaikan sudah terjadi meski be­lum signifikan. Pedagang menjual Rp 10.722 per kg atau naik Rp 12 dibandingkan pekan lalu.

Ketua Bidang Penguatan Usa­ha dan Investasi Ikappi Ahmad Choirul Furqon mengatakan, stok pangan yang tersedia sebagian be­sar ada di daerah sentra produksi, untuk kemudian didistribusikan ke daerah konsumen.

Baca juga : Kenaikan Harga BBM Agar Subsidi Tak Dinikmati Golongan Mampu

Untuk itu, BBM menjadi salah satu komponen penting dalam penentuan harga pangan di tingkat hilir.

Terkait stok, hingga saat ini masih belum terlihat langka. Na­mun, apabila terjadi kelangkaan, tentu dampaknya sangat buruk bagi pedagang.

Untuk itu, Ikappi berharap, Pemerintah terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah provinsi atau kabupaten/ kota, memastikan stok pangan tetap aman.

“Jangan sampai menung­gu pasar gaduh, baru bingung soal penanganan. Lebih baik Pemerintah melakukan tinda­kan preventif. Ini akan lebih baik dibandingkan penanganan dampak dari sesuatu yang telah terjadi,” tegas Furqon.

Baca juga : Ekonomi RI Bakal Hadapi Efek Berantai BBM Naik

Berbeda dengan pedagang, Men­teri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengklaim, harga barang kebutuhan pokok, khusus­nya pangan masih terpantau stabil. Meski harga BBM bersubsidi mengalami kenaikan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.