BREAKING NEWS
 

Perajin Kipas Binaan BNI, Raih Berkah Di KTT G20

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : SRI NURGANINGSIH
Selasa, 15 November 2022 19:32 WIB
Nyoman Benes (38), pemilik Kipas Srikandi asal Bali. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Meski sempat terseok-seok, Benes mengaku tidak sampai hati merumahkan para karyawannya yang kini berjumlah 25 orang. Benes merasa memiliki tanggung jawab moral untuk tetap mempekerjakan mereka.

Meskipun permintaan sempat merosot, namun pihaknya tetap melakukan produksi meskipun dengan skala kecil. Ada pelanggan setia yang memang masih membutuhkan produknya.

“Kita sekarang masih dalam tahap pemulihan. Kebetulan saya selama pandemi tidak stop produksi, tidak merumahkan karyawan, saya pikir cuma beberapa bulan ternyata dua tahun lebih, saya punya tanggung jawab moral kepada karyawan, kalau stop produksi kasihan mereka karena menggantungkan hidupnya di sini,” curhatnya.

Baca juga : Kendalikan PMK Dan Rabies, Bali Siap Sukseskan KTT G20

Namun kini, lanjut Benes, sisa limit keuangan sudah mulai menipis. Beruntungnya, kata dia, orderan mulai berdatangan sejak dirinya bergabung dengan komunitas UMKM BNI yang berfokus pada pemasaran produk-produk UMKM dengan mengusung tema Futures SMEs Village.

BNI terus berkomitmen mendorong pelaku UMKM binaan termasuk Kipas Srikandi asal Bali untuk dapat mengoptimalkan momentum positif G20 ini.

Melalui side event G20 yakni Future SMEs Village, BNI melalui program BNI Xpora membawa sejumlah pelaku UMKM di bidang kerajinan tangan, kosmetik, hingga fesyen.

Baca juga : Pameran Mainan IBTE Bakal Digelar Gratis

Adapun Future SMEs Village dibuka secara resmi oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11).

“Dulu pas di zaman bapak saya, lama pakai BNI. Sekarang saya baru diajak gabung BNI, ikut pembinaan UMKM. Semoga setelah ini BNI enggak hanya membina dalam hal promosi tapi juga pendanaan, mungkin kreditnya bisa di BNI,” harapnya.

Benes mengaku, produk-produknya sempat menyasar hingga menembus pasar dunia seperti Australia, Amerika Serikat (AS) hingga Spanyol, namun angka ekspornya masih rendah di kisaran 5-10 persen. Ke depan kata dia, tak menutup kemungkinan sejarah tersebut akan terulang dengan porsi ekspor lebih tinggi dari sebelumnya. Namun saat ini, fokus utamanya adalah bagaimana mencari pasar untuk menjual produk-produknya.

Baca juga : Menteri Bahlil Happy 3 Kesepahaman Investasi Disepakati Di G20

“Kalau ada pendanaan dari BNI mungkin bisa meningkatkan ekspor. Dana dalam arti untuk ekspansi, memperluas area gudang, menambah mesin. Tapi sekarang yang lebih kita pentingkan support promosi yang lebih luas,” katanya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense