BREAKING NEWS
 

Top, BNI Kantongi Laba Bersih Tahun 2022 Hingga 18,31 T

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : SRI NURGANINGSIH
Selasa, 24 Januari 2023 18:48 WIB
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) saat public exposeI secara virtual, Selasa (24/1).(Foto: Dok. BNI)

 Sebelumnya 
BNI secara inovatif berhasil menumbuhkan pendapatan non bunga yang memberi value-added bagi nasabah. Contohnya di retail banking, fitur billpayment atau pembayaran tagihan saat ini berkontribusi lebih dari Rp 300 miliar ke pendapatan, atau tumbuh 18 persen.

Selain itu, di segmen Business Banking, BNI semakin aktif dalam memfasilitasi sindikasi dan mampu berkontribusi hampir Rp 1 triliun ke pendapatan non bunga, atau naik 100 persen dibandingkan tahun lalu.

Hasil kinerja yang positif ini berdampak pada Pre-provisioning Operating Profit (PPOP) yang dibukukan sebesar Rp 34,4 triliun atau tumbuh 10,8 persen.

Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui kebijakan perkreditan yang efektif mampu menekan rasio NPL sebesar 90 basis point (bps) secara tahunan menjadi 2,8 persen.

Royke melanjutkan, dari sisi jumlah kredit yang direstrukturisasi dengan stimulus Covid juga terus menurun nilainya menjadi Rp 49,6 triliun atau setara dengan 7,8 persen dari total kredit.

Baca juga : PTPP Presisi Kantongi Kontrak Rp 5,24 T Sepanjang 2022

Penurunan di kuartal lalu terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, hal ini mengindikasikan bahwa bisnis debitur di sektor tersebut mulai kembali pulih.

Adsense

Diakui Royke, tren positif pada kualitas aset ini juga mendorong pembentukan beban CKPN menjadi lebih rendah sehingga Cost of Credit membaik dari 3,3 persen di tahun sebelumnya menjadi 1,9 persen.

“Pertumbuhan PPOP yang kuat dan diikuti dengan perbaikan kualitas aset ini membuat kami mampu menutup 2022 dengan capaian yang menggembirakan. Laba bersih ini adalah tertinggi sepanjang sejarah dan berada di atas ekspektasi pasar,” ucapnya.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menambahkab, dari pertumbuhan kredit BNI sebesar 10,9 persen melebihi guidance yang ditetapkan perusahaan di awal 2022 yakni di kisaran 7 persen-10 persen.  

“Pertumbuhan tersebut dicapai di tengah upaya BNI melakukan transformasi dan fokus membangun portofolio kredit yang sehat melalui ekspansi pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional,” ujar Novita.

Baca juga : Top, BRI Tutup Tahun 2022 Dengan Kinerja Kinclong

Sektor Business Banking mencatat pertumbuhan 10,3 persen menjadi Rp 532,2 triliun. Pertumbuhan dari segmen tersebut didorong oleh segmen Korporasi Blue Chip yang tumbuh 28,9 persen menjadi Rp 232,7 triliun.

Segmen Large Commercial meningkat 29,9 persen menjadi Rp 53,1 triliun. Segmen kecil terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 19,8 persen menjadi Rp 52,7 triliun.  

Sementara di sektor Consumer Banking, Kredit Payroll masih menjadi fokus dengan pertumbuhan 20,3 persen menjadi Rp 43,1 triliun, kemudian diikuti oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 7,9 persen menjadi Rp 53,5 triliun. Sehingga secara keseluruhan, kredit konsumer tumbuh 11,2 persen menjadi Rp 110,1 triliun.

BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir 2022 tersisa Rp 49,6 triliun, turun 31,2 persen.

Rasio Loan At Risk (LaR) ikut membaik menjadi 16 persen, dibandingkan 2021 yang berada di posisi 23,3 persen.  

Baca juga : Top, Lifter DKI Gondol Tiga Emas Di Piala Menpora 2022

“Tahun ini, kami menargetkan kualitas aset yang lebih baik lagi. Kami sangat bergembira karena sebagian besar debitur yang terdampak Covid-19 sudah mulai pulih dan bersiap ekspansi,” ungkap Novita.

Ia melanjutkan, BNI mendapat banyak lesson learned mengenai bagaimana meningkatkan efisiensi bisnis dari pandemi. Sepanjang tahun 2022, biaya operasional umum dan admin hampir tidak naik, hanya tumbuh 1 persen.

“Berbekal efisiensi biaya operasional umum ini, BNI berkesempatan membangun kapabilitas Human Capital dengan menaikkan biaya personalia sebesar 11 persen, atau hampir 2 kali lipat inflasi,” jelas Novita.  

Kenaikan ini terutama di area seperti investasi training pegawai dan remunerasi variabel untuk mendorong kinerja dan semangat pegawai BNI agar memberikan service terbaik kepada nasabah.

Meskipun demikian, BNI masih menjaga efisiensi bisnis yang tercermin dari rasio cost-to-income yang sebesar 42,6 persen, membaik 70 bps dibandingkan tahun lalu. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense