RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memprediksi pemangkasan anggaran PEN bakal berimbas ke dunia usaha.
“Hingga saat ini, pengusaha belum merasakan insentif secara maksimal dari program PEN yang dijalankan Pemerintah,” kata Hariyadi, Jumat (20/8).
Namun, Hariyadi mengaku tak terlalu mengkhawatirkan pemangkasan PEN, asalkan penanganan pandemi cepat diselesaikan.
Baca juga : Kemudahan Berbisnis Dorong Investasi Asing Ke Tanah Air
Menurut Bos Sahid Group ini, sudah hampir 15 kali PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) PPKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang ditetapkan Pemerintah, tapi stimulus dana PEN belum sepenuhnya mampu menjangkau pelaku usaha.
Hariyadi menuturkan, banyak negara berhasil menekan laju penularan lewat program vaksinasi. Untuk itu, diharapkannya, program vaksinasi dilakukan secepat mungkin.
“Mau sebesar apapun dana PEN, nggak akan berpengaruh signifikan untuk dunia usaha karena pergerakan masih dibatasi dengan kebijakan PPKM,” ujarnya.
Baca juga : Kosgoro 1957 Buka 7 Sentra Vaksinasi Di Cirebon
Koordinator Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, dukungan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) untuk anggaran PEN harusnya perlu ditambah bukan malah dipotong.
Shinta berharap, di tengah pemangkasan anggaran PEN, Pemerintah meningkatkan iklim usaha dan investasi. Khususnya implementasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dengan begitu, arus investasi lebih deras masuk ke Indonesia.
Selain itu, Wakil Ketua Apindo ini menekankan, yang paling terpenting dan paling utama saat ini yakni pengendalian Covid- 19. Sebab, pandemi masih menjadi faktor utama ketidakpastian ekonomi dunia maupun Indonesia.
Baca juga : Menlu: Indonesia Terus Suarakan Kesetaraan Vaksin
Dia menceritakan, kondisi industri Tanah Air saat ini sedang berada dalam tren pertumbuhan. Terlihat dari purchasing managers index (PMI) di level 47,8 pada Oktober 2020. Angka ini naik sedikit dari posisi September 2020 yang berada di level 47,2 meski masih di bawah rata-rata yang di level 50.
Menurutnya, dana PEN masih diperlukan karena kinerja industri nasional masih di bawah rata-rata atau under perform pada tahun 2021,”tutupnya. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.