Sebelumnya
Wijesekera menyesalkan, pengiriman bensin, diesel dan minyak mentah yang dijadwalkan awal pekan ini dan pekan depan tidak akan terpenuhi tepat waktu karena alasan perbankan dan logistik.
Wijesekera menambahkan, stok yang tersisa diprioritaskan untuk angkutan umum dan pembangkit listrik. Ia mengimbau pengguna kendaraan lain tak perlu mengantre BBM di pom bensin.
Baca juga : Ingatkan PMI Pahami Aturan Ketenagakerjaan
"Saya memohon maaf atas keterlambatan ini," ucap menteri dikutip Guardian, Minggu (26/6).
Pekan lalu, Pemerintah sudah menutup lembaga negara yang tidak penting dan sekolah selama dua pekan untuk mengurangi perjalanan karena krisis energi.
Baca juga : Jokowi: Beban Fiskal Kita Memang Berat, Tapi Subsidi Untuk Rakyat Harus Jalan Terus
Perdana Menteri (PM) Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah memperingatkan, negara Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang itu akan terus menghadapi kesulitan selama beberapa bulan ke depan. Dia mendesak masyarakat menggunakan bahan bakar dengan hemat.
"Ekonomi kita telah menghadapi kehancuran total," ujar Wickremesinghe.
Baca juga : KPAI Soroti Kasus Bunuh Diri Tersangka Anak Di Dalam Bui
"Kita sekarang sedang menghadapi situasi jauh lebih serius daripada sekadar kekurangan bahan bakar, gas, listrik dan makanan," katanya lagi.
Sri Lanka telah mendeklarasikan tak bisa membayar utang luar negeri sebesar 51 miliar dolar AS atau sekitar Rp 756,3 triliun pada April.***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.