RM.id Rakyat Merdeka - Inggris mencetak rekor penambahan jumlah kasus kematian akibat Covid-19 pada Rabu (6/1), dengan angka 1.041. Ini adalah angka tertinggi sejak puncak gelombang pertama pada April 2020.
Pada hari yang sama, kasus positif di Negeri Ratu Elizabeth dilaporkan bertambah 62.322.
Baca juga : Prancis Laporkan Kasus Pertama Varian Baru Covid-19
Menyikapi hal ini, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, para dokter dapat didorong untuk memberikan pengobatan secara rasional.
Saat ini, ada 30.074 pasien Covid yang terbaring di rumah sakit di seantero Inggris. Para sopir ambulan pun mengatakan, ini adalah hari tersibuk yang pernah dialami.
Baca juga : Sudah Talak, Inggris-Uni Eropa Masih Bebas Dagang
Asal tahu saja, dalam 28 hari terakhir, jumlah warga Inggris yang meninggal setelah dinyatakan positif Covid pada pekan lalu, meningkat 37 persen dibanding 7 hari sebelumnya.
Kepada anggota parlemen, Hancock mengatakan, konsekuensi dari tidak melakukan tindakan apa pun dalam situasi ini, serupa dengan pemandangan lain di seluruh dunia. Banyak rumah sakit yang kewalahan. Pada akhirnya, dokter harus memilih, siapa yang harus dirawat dan siapa yang harus ditolak.
Baca juga : Hasil Liga Inggris : Sikat West Ham 3-0, Chelsea Lempeng Lagi
"Jika saat ini kami tidak bertindak, kami tahu bahwa pada akhirnya, NHS tidak akan mampu mengatasinya," kata Hancock, seperti dikutip BBC, Rabu (6/1).
"Meskipun minggu-minggu musim dingin akan terasa sulit, kami sekarang tahu seperti apa jalan keluarnya," katanya, merujuk pada peluncuran vaksin yang dipercepat. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.