Sebelumnya
Widi menilai, jika teknologi ini diterapkan di Jakarta dan berhasil, bisa menjadi contoh untuk diterapkan pada skala nasional.
“Singapura menjadi sangat bersih. Itu bukti sangat nyata,” kata Widi.
Widi juga mengkritik penerapan teknologi RDF atau Refuse Derived Fuel di Ibu Kota. Menurutnya, teknologi RDF justru mengandung banyak kekurangan atau kelemahan untuk diaplikasikan sebagai metode pengolahan sampah di Jakarta.
Baca juga : Partai Garuda: Manfaatkan Teknologi Untuk Royalti Musisi
Menurutnya, hasil pembakaran komponen plastik di dalam RDF sangat berisiko melepaskan senyawa dioksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Jadi emisi udara yang dihasilkan dari pembakaran RDF harus dipantau ketat. “Teknologi ini tidak cocok dipakai di Jakarta,” tegasnya.
Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) segera mengeksekusi proyek pengolahan sampah antara (Intermediate Treatment Facility/ITF).
Baca juga : Prabowo-Ganjar Bisakah Berjodoh
Menurutnya, produksi sampah di Jakarta sangat besar. Pemprov harus melaju cepat mencari alternatif penyelesaian, sehingga tidak menimbulkan masalah.
“Kita sudah punya rencana soal proyek, saya harap ini bisa dipercepat,” katanya.
Anggara mengatakan, salah satu penyebab Jakpro hingga hari ini belum berhasil menyelesaikan proyek ITF karena terlalu banyaknya penugasan yang diberikan pada BUMD bidang pembangunan tersebut.
Baca juga : Pastikan Sembako Murah Sampai ke Pelosok, BUMN Gelar Pasar Rakyat di Gresik
Sebagai informasi, ITF Sunter rencananya berfungsi untuk mengurangi beban sampah yang ada di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan juga penghasil tenaga listrik. Pembangunan ITF Sunter berbasis pada konsep waste to energy dengan mengakuisisi teknologi Babcock & Wilcock Volund dari Denmark.
Teknologi ini sudah digunakan selama hampir 100 tahun di berbagai belahan dunia seperti Eropa, Amerika dan beberapa negara di Asia.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.